Selasa 05 May 2015 17:07 WIB

Ujian Nasional, Mendikbud Ingin Tegakkan Kejujuran

Rep: c13/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelajar mengerjakan soal Ujian Nasional di sekolah MTSN 9, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/5).  (Republika/Tahta Aidilla)
Pelajar mengerjakan soal Ujian Nasional di sekolah MTSN 9, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengaku pemerintah memiliki tujuan penting untuk sistem pendidikan di Indonesia terutama pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 ini. Menurutnya, Kemendikbud ingin menegakkan sikap kejujuran, baik pada para siswa maupun guru.

“Karena itu kita ingin menegakkan kejujuran,” ungkap Anies pada Selasa (5/5) saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Anies mengaku tidak terkejut dengan informasi yang menyebutkan adanya kebocoran soal dan jawaban pada pelaksanaan UN, baik SMP maupun SMA. Menurutnya, Indonesia memang negeri yang memiliki banyak masalah dengan kejujuran, termasuk pada pelaksanaan UN tahun ini. Oleh sebab itu, dia menyatakan keinginan besarnya untuk menegakkan kejujuran minimal dimulai pada pelaksanaan UN.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengutarakan, untuk permasalah kecurangan ketika UN, pemerintah sudah menetapkan kebijakan. Menurutnya, pemerintah sudah membuat program Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN). Dia mengatakan, program ini merupakan upaya untuk melihat tingkat kejujuran suatu sekolah pada pelaksanaan UN 2015 ini.

Anies mengatakan, para Kepala Sekolah juga sudah mengetahui program IIUN ini. Setidaknya, kata dia, pemerintah sudah mengingatkan bahwa segala kecurangan pelaksanaan UN akan dimasukkan dalam penilaian IIUN nanti. Menurutnya, angka tersebut akan dilaporkan kepada Dinas Pendidikan, pemerintah kota/kabupaten, provinsi dan pusat.

“Dan ini akan menjadi bahan dan dorongan untuk melakukan perubahan,” tegas Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement