Selasa 05 May 2015 11:55 WIB

Buat Alat Pengukur Tumbuhan, Siswa Dapat Penghargaan di Turki

Tumbuhan jarak merah atau janthropa gossypifolia.
Foto: tropicalplantbook.com
Tumbuhan jarak merah atau janthropa gossypifolia.

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Pelajar SMAK Gloria-1 Surabaya, Jawa Timur, Christoph Andrew Angkadjaja meraih perunggu pada "22nd International Conference of Young Scientst" di Izmir, Turki, 19-25 April lalu. Medali itu diperoleh untuk karya berupa Auxanometer (alat ukur ketinggian tumbuhan) Digital.

Biasanya, Auxanometer bersifat manual. Namun, dia bersama seorang rekannya merancang Auxanometer yang bersifat digital atau online yang bisa dipantau dari jarak jauh. "Misalnya, Auxanometer Digital itu diletakkan di Hutan Amazon di Amerika, maka hasilnya bisa dipantau dari Surabaya, karena diberi Arduiono (semacam mikro-kontroler) yang mampu mengubah data perkembangan ketinggian tanaman yang manual menjadi digital," katanya.

Ia menjelaskan Auxanometer Digital itu terdiri dari Auxanometer manual yang dibuat sendiri dengan diberi tali yang diikatkan pada pangkal daun, sehingga perubahan ketinggian akan membuat tali bergerak dan secara otomatis akan menunjukkan angka (ukuran ketinggian) yang terjadi.

Hasil ukuran itu dihubungkan dengan Aurdiono yang mengubah data manual menjadi digital. Kemudian, diteruskan ke jaringan internet, sehingga hasilnya bisa dipantau melalui gadget dimanapun. Bahkan, hasil pemantauan pun bisa diprogram dalam ukuran detik, menit, jam, hari, pekan dan seterusnya.

"Saya memakai tanaman kacang hijau, karena perubahan ketinggian kacang hijau itu cepat hingga 1-2 centimeter," katanya.

Selain itu, ia melengkapi Auxanometer Digital itu dengan sensor suhu dan cahaya, sehingga kondisi yang dialami tanaman dalam suhu dan keadaan apapun dapat diketahui, sehingga bila ada pelambatan pertumbuhan akan dapat diketahui penyebabnya, apakah suhu, cahaya, atau apa.

Dia bersyukur karena mampu meraih medali perunggu dalam kategori Fisika. Selain Fisika, kategori ICYS adalah lingkungan, sains, komputer, dan matematika. "Dalam kategori Fisika itu, juara pertama (emas) dari Jerman dan juara kedua (perak) diraih Lithuania," katanya.

Dalam kompetisi yang diikuti 100-an pelajar dari 25 negara yang mayoritas Eropa itu, Indonesia mengirimkan enam pelajar dalam bidang sains, lingkungan, dan Fisika. Semuanya mendapatkan medali, baik emas, perak maupun perunggu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement