Selasa 28 Apr 2015 19:16 WIB

SWA Kembali Jadi Tuan Rumah Kompetisi Akademis Dunia

Sinarmas World  Academy (SWA).
Foto: SWA
Sinarmas World Academy (SWA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 360 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Jabodetabek bertarung dalam kompetisi akademis dunia atau world scholars cup (WSC). Melalui kompetensi tersebut, siswa belajar memahami bacaan, debat, dan bekerja sama dalam tim.       

"WSC ini sejenis kompetisi ilmu pengetahuan sosial, seni, budaya dan sastra dan sejarah dunia, tetapi  disajikan secara menarik. Tidak ada tes  matematika di sini," kata Asisten Direktur The World Scholars Cup, Nathan Levin di Sinarmas World Academy (SWA), Tangsel, dalam siaran pers, kemarin.       

Dalam kompetisi yang berlangsung selama dua hari itu lebih banyak diikuti sekolah-sekolah berstandar internasional. Pasalnya, kompetisi menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Nathan  menjelaskan, SWA terpilih kembali menjadi tuan rumah WSC, karena komitmennya terhadap program penting yang meningkatkan kemampuan dan wawasan internasional siswa.

"Ini merupakan tahun keempat WSC digelar di Indonesia. Selain di Jakarta, WSC juga berlangsung di  Surabaya," katanya.   

Nathan menjelaskan, kompetisi itu terbagi dalam empat  kategori, yakni membaca, debat, menulis, dan tantangan mencari jawaban yang tepat. Setiap kategori akan memilih 10 tim terbaik, namun hanya juara 1 sampai tiga tim yang akan dikirim ke WSC tingkat global, yang digelar di Kuala Lumpur pada tahun ini.

Setiap tim terdiri atas tiga siswa. "Tuan rumah WSC tingkat dunia tidak menetap di satu negara. Tahun ini dilaksanakan di Malaysia," katanya.     

Disinggung  soal prestasi anak Indonesia, Nathan  menilai,  cukup  bagus. Ada beberapa yang bertanding  hingga ke Amerika. Mereka mengalahkan ratusan peserta WSC dari 40 negara. "Prestasi siswa Indonesia tak kalah dibandingkan siswa dunia lainnya. Kelemahannya hanya satu, siswa Indonesia agak lemah dalam soal yang menggabungkan antara pengetahuan dan imajinasi. Mungkin, karena mereka belum terbiasa."

Seorang peserta dari SWA, Millen Loa, mengatakan, kompetisi itu membuka pikirannya dan mengajarkannya membuat keputusan. Dia mengaku suka ikut kompetisi WSC, karena menarik dan menyenangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement