REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah wajib memfasilitasi peserta Ujian Nasional (UN) 2015 yang menginginkan UN perbaikan pada 2016. Selain mendata peserta, sekolah diharapkan bisa membantu peserta saat try out atau bedah soal.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid SMA) Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta, Faturin Zen, saat ditemui Republika di kantornya, Selasa (21/4). Menurut Fathurin, mekanisme pertama pelaksanaan UN perbaikan adalah rekap data nilai peserta UN.
Dari rekap itu, akan diketahui siapa saja yang memiliki nilai di bawah standar minimal 5,5. Setelah itu, peserta yang ingin mengikuti UN perbaikan bisa langsung mendaftarkan diri ke sekolah.
"Yang boleh mengikuti UN perbaikan adalah peserta yang memiliki nilai 5,5 atau kurang dari 5,5. Di atas nilai tersebut tidak diperbolehkan mengikuti UN perbaikan. Perlu diingat, melakukan UN perbaikan tidak wajib," terangnya.
Artinya, lanjut Fathurin, sah-sah saja seandainya ada peserta dengan nilai di atas memlilih tidak mengikuti UN perbaikan. Peserta itu tetap punya hak untuk menerima Surat Keterangan Hasil UN dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Meski telah menyandang status lulus, ungkap Fathurin, sekolah hendaknya tidak melepas begitu saja siswa yang ingin melakukan UN perbaikan. Setelah terdaftar sebagai peserta UN perbaikan, sekolah dianjurkan memantau kesiapan siswa.
"Mereka bisa diikutkan try out di sekolah bersama adik kelasnya. Diberikan bimbingan bedah kisi-kisi ujian atau kegiatan lain yang mendukung. Intinya, peserta masih berhak mendapat bantuan sekolah meski sudah melanjutkan ke jenjang lebih tinggi," imbuh Fathurin.
Seperti diketahui, dalam rangakain UN 2015 tingkat SMA/ sederajat, ada tiga jenis ujian. Masing-masing adalah UN inti, yang dilaksanakan 13-15 April 2015 untuk UN CBT dan 13-21 untuk UN CBT.
UN susulan, yang dilaksanakan pada 20-22 April untuk UN PBT dan 28-29 April untuk UN CBT. UN perbaikan, yakni ujian perbaikan nilai peserta yang dijadwalkan pada 2016 mendatang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
