Rabu 08 Apr 2015 17:48 WIB

Mendikbud: Jangan Keliru, UN Berbasis Komputer Bukan Online

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
 Mendikbud Anies Baswedan
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan penyelenggaraan ujian nasional (UN) akan dilakukan menggunakan komputer, bukan melalui online.

"Ini kan tidak sambung internet, jadi ini basis komputer, ini pake LAN (local area network) bukan internet jangan keliru," jelas Anies di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (8/4).

Lebih lanjut, ia pun menyebut sekolah yang siap menyelenggarakan UN menggunakan komputer tak lebih dari satu persen dari sekitar 70 ribu sekolah yang akan melaksanakan UN di Indonesia.

"Jadi hanya di tempat yang dia siap sebagai uji coba itu kira-kira di bawah satu persen. Dari 70 ribu lebih sekolah yang menggelar UN, itu gak sampai 600 yang siap uji coba," kata dia.

Anies mencatat terdapat 720 sekolah yang telah mengajukan ujian nasional berbasis komputer. Namun, setelah diperiksa, hanya 585 sekolah yang siap melaksanakannya.

Sekolah-sekolah yang dinilai siap tersebut tersebar di 27 provinsi. Mereka pun harus memenuhi persyaratan seperti ketersediaan komputer beserta komponennya, operator server yang memadai, kesiapan guru, siswa serta orang tua murid.

Rasio komputer yang harus dimiliki dalam pelaksanaan UN di tiap sekolah pun minimal yakni satu komputer untuk tiga siswa.

"Jadi kalau satu angkatan di satu sekolah ada 100 siswa, berarti minimal ada 35 komputer. Kalau ada lebih, maka bisa kita kerjakan," jelas Anies.

Selain itu, komputer-komputer tersebut harus tersambung dengan jaringan internal agar dapat terhubung satu sama lain. Sehingga, bahan ujian nasional dapat dioperasikan.

"Keuntungannya, satu komputer dengan komputer yang lain soalnya berbeda. Bobotnya sama, tapi soalnya berbeda. Kemudian pelaksanaannya pun lebih akurat," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement