Senin 30 Mar 2015 14:05 WIB

Pendidik Keluhkan UN, JK: Pilih 100 Anak Stress atau 100 Juta Anak Bodoh

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tingkat pendidikan sangatlah penting bagi kemajuan negara. Oleh karena itu, ia pun menilai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) harus tetap dilaksanakan sebagai standar mutu pendidikan. 

"Sekali lagi, kita berbicara tentang kenapa kita berbicara harus UN. Banyak orang mengeluh, guru mengeluh, pengamat mengeluh tentang UN," kata JK dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik) Bojongsari, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3).

 

Namun, sayangnya justru banyak warga dan pendidik yang mengeluhkan diselenggarakannya UN. Dengan UN, kata JK, para murid pun akan menjadi disiplin dan lebih bekerja keras agar dapat lulus ujian.

Lanjut Kalla, meskipun kerja keras dalam mengadapi UN dapat membuat para murid terbebani, namun justru sistem ini dapat meningkatkan mutu pendidikan.

"Macam-macam, banyak yang mengatakan nanti anak stres, lebih baik stres daripada pengangguran jangka panjang. Suka mana, 100 orang stres dibandingkan 10 juta anak bodoh," kata JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement