Selasa 10 Mar 2015 21:46 WIB

OSN Untuk MI dan SD Sebaiknya Dipisah Saja

Rep: c64/ Red: Taufik Rachman
Siswa madrasah membaca buku di perpustakaan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat/ca
Siswa madrasah membaca buku di perpustakaan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pendamping peserta olimpiade tingkat nasional maupun internasional, Ridwan Hasan Saputra membenarkan bahwa pada tahun ini memang sudah ada peraturan yang menyatakan siswa Madrasah Ibtidaiyah tidak mengikuti Olimpiade Sains Nasional.

"Seingat saya, sejak beberapa tahun yang lalu pun sudah tidak ada siswa MI yang ikut serta dalam OSN lagi. Jadi, kemungkinan besar tahun ini pun tidak akan diikutkan kembali," ujarnya kepada Republika, Selasa (10/3).

Kemungkinan, lanjut ia, tidak dikutkan lagi karena Kementerian Agama telah membuat olimpiade sendiri. Yang pesertanya adalah seluruh siswa MI di seluruh Indonesia.

"Lagi pula, sebaiknya olimpiade antara SD dan MI dipisahkan saja. Mengingat, muatan mata pelajaran keduanya berbeda, khususnya mata pelajaran MIPA," lanjut pria yang telah menjadi pembimbing olimpiade sains nasional maupun internasional sejak 2003 silam.

Pasalnya, MI yang lebih kepada pendidikan agamanya dan SD lebih umum.  Ia mengatakan, muatan mata pelajaran khususnya MIPA di SD lebih umum dibandingkan dengan MI. Jadi, dengan adanya pemisahan itu membuatnya lebih adil untuk keduanya.

Sehingga, antara SD dan MI bisa bersaing sesuai dengan tingkatan dan muatan mata pelajaran yang diolimpiadekan. Justru, kalau disamakan akan tidak adil untuk MI, apabila dilihat dari mutu pendidikannya. Menurutnya, mutu pendidikan SD lebih bagus dari MI.

"Ini bukanlah sebuah diskriminasi, justru membuatnya lebih adil dan menguntungkan MI maupun SD.  Mengingat urusan MI sudah diatur oleh Kemenag dan SD oleh Kemendikbud," tuturnya.

Jadi, ia menambahkan, laksanakan olimpiade pada masing-masingnya saja. Agar tidak ada kesan diskriminasi maupun tidak adil, saat pemenangnya diumumkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement