Selasa 10 Mar 2015 18:26 WIB

Lampung Jadi Lumbung Pertanian, SMK Pertanian Ini Memprihatinkan

Rep: mursalin yasland/ Red: Taufik Rachman
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- SMK Pertanian Pembangunan (PP) Negeri Lampung (dulu bernama SPMA/Sekolah Pertanian Menengah Atas) semakin memprihatinkan. Padahal, provinsi Lampung didaulat akan menjadi lumbung pertanian dan perkebunan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) SMK PP Negeri Lampung, Amrullah membenarkan kondisi SMK PP yang memprihatinkan. Ia mengaku telah mengajukan usul Rehabilitasi gedung sekolah ini pada Agustus tahun 2014. '' Kami telah mengajukan usulan perbaikan, baik kepada Gubernur maupun Kementrian,'' kata Amrullah. di Bandar Lampung, Selasa (10/3).

Amrullah mengaku sudah menjabat kepala UPTB selama tiga tahun. Saat ini SMK PP hanya memiliki delapan tenaga pengajar pegawai negeri sipil (PNS), sisanya sebanyak 22 tenaga guru tidak tetap (GTT). "Mirisnya, 22 GTT ini honornya jauh dari upah minimum provinsi. Bagaimana mau maju pertanian dan perkebunan di Lampung," ujarnya.

22 GTT ini mendapat honor Rp 14 ribu per jam, sedangkan penghasilan mereka rata-rata Rp 246 ribu per bulan. "Kondisi ini jauh dari UMP Lampung. Padahal, dari SMK inilah setidaknya akan menggerakkan roda pertanian dan perkebunan di Lampung," ujarnya.

Posisi Lampung sebagai lumbung pertanian dan perkebunan tidak akan maksimal bila tidak didukung dari SDM pertanian di sekolah satu-satunya di Lampung. Pemerintah sendiri mencanangkan Lampung sebagai lumbung pertanian dan perkebunan.

Pihaknya berencana memindahkan lahan SMK PP sekarang ke lahan lama di Hajimena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement