Ahad 01 Mar 2015 13:00 WIB

Kota Mataram Kekurangan Guru

Rep: c75/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang guru mengajar di depan siswanya yang duduk di lantai akibat tidak memiliki meja dan kursi di SMU Negeri Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (5/1). (Antara/M Rusman)
Seorang guru mengajar di depan siswanya yang duduk di lantai akibat tidak memiliki meja dan kursi di SMU Negeri Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (5/1). (Antara/M Rusman)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekolah-sekolah di Mataram mengalami kekurangan guru. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram mengungkapkan kondisi tersebut bertambah sulit dengan banyaknya guru-guru yang sudah memasuki masa pensiun. Kepala Dikpora Kota Mataram, Sudenom mengatakan rata-rata sekolah di Kota Mataram masih kekurangan guru. Dimana kekurangan jumlah guru mencapai ratusan guru. 

"Sangat benar, rata-rata sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK di Kota Mataram kekurangan guru. Dimana, kekurangannya mencapai ratusan guru," ujarnya kepada Republika, Ahad (1/3).

Terlebih bagi guru SMK yang sudah pensiun. Pasalnya, sangat sulit mencari guru SMK yang sesuai dengan mata pelajarannya. Selain itu, ia menuturkan,  masalah lain yang menyebabkan sekolah kekurangan guru adalah formasi guru tiap tahun yang dijatah oleh pusat masih terbatas. Termasuk, belum tentu sesuai dengan harapan formasi yang ada.

Sudenom mengatakan untuk mengisi kekosongan guru, sementara ini sekolah-sekolah banyak mengambil tenaga honorer untuk mengisi kekurangan tersebut. Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi tidak berjalannya proses belajar mengajar. Bahkan, guru-guru yang pensiun masih bisa dipakai kembali sesuai dengan kebijakan kepala sekolah untuk mengantisipasi kekurangan guru-guru. Serta, dikarenakan sulitnya mencari guru berpengalaman.

Namun, permasalahan selanjutnya, menurutnya, ketersediaan anggaran untuk membayar guru honorer pun masih kurang. Dikarenakan penyelenggaraan pendidikan kini sudah gratis. "Tenaga honorer dimanfaatkan akibatnya dana kurang untuk bayar guru honor," katanya.

Dirinya menjelaskan kebijakan mengambil tenaga honorer untuk guru pun tergantung daripada kebijakan masing-masing kepala sekolah. Serta, peran dari masyarakat melalui komite sekolah. 

Sudenom berharap pemerintah pusat bisa membuka formasi untuk guru sesuai dengan kebutuhan di Kota Mataram. Pihaknya saat ini tengah menganalisis berapa jumlah kebutuhan guru untuk sekolah dari tingkat SD hingga SMA/SMK di Kota Mataram. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement