Kamis 19 Feb 2015 11:42 WIB

Kemendikbud Kaji Ulang Pendidikan Sejarah

Rep: Nur Aini/ Red: Indah Wulandari
Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.
Foto: Antara
Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mengkaji ulang pendidikan sejarah untuk masuk ke dalam kurikulum mendatang agar memasukkan lebih banyak hikmah di balik peristiwa sejarah.

"Tiga hari lalu, saya menugaskan satu orang khusus untuk me-review cara penyampaian pendidikan sejarah," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Kamis (19/2).

Menurut Anies, pendidikan sejarah selama ini seperti daftar peristiwa perang. Selain itu, pahlawan yang masuk dalam buku sejarah masih selektif.

"Yang perlu didorong adalah apresiasi di balik peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Dalam buku sejarah, perang Diponegoro itu hanya terjadi lima menit kalau dibaca," ungkapnya.

Dalam pendidikan sejarah, kata Anies, tidak hanya perlu mencantumkan kapan dan siapa saja yang hadir dalam sejarah. Saat pendidikan hanya menghadirkan peristiwa sejarah seperti kilasan peristiwa, maka pendidikan tidak akan mampu memunculkan apa yang dirasakan tokoh sejarah.  

"Saya ingin mendorong agar kita belajar dari hikmah yang muncul, " ungkapnya.

Dengan memunculkan hikmah di balik sejarah, Anies menilai rasa kewarganegaraan dan nasionalisme akan timbul.

"Sejarah itu untuk memunculkan kesadaran kolektif yang menimbulkan rasa keindonesiaan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement