Selasa 17 Feb 2015 10:29 WIB

Tujuh Program Pendidikan DKI 2015

Rep: C97/ Red: Ilham
Sejumlah pelajar dari beberapa sekolah merayakan perubahan sistem Ujian Nasional di Taman Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/1). Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan merubah sistem Ujian Nasional yang bukan sebagai syarat kelulus
Foto: antara
Sejumlah pelajar dari beberapa sekolah merayakan perubahan sistem Ujian Nasional di Taman Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/1). Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan merubah sistem Ujian Nasional yang bukan sebagai syarat kelulus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Dinas Pendidikan DKI, Ari Budhiman menyampaikan bahwa dinasnya memiliki tujuh program utama di tahun 2015 ini. Program tersebut dirumuskan untuk meningkatkan kesejahteraan pendidikan bagi anak-anak dan masyarakat Ibu Kota.

"Kita punya tujuh program utama. Tahun ini kita ingin meningkatkan prestasi pendidikan di Jakarta," tutur Ari kepada Republika, Senin (16/2). Prestasi yang ia maksud adalah peningkatan jumlah siswa lulus UN dan akreditasi sekolah. 

Adapun tujuh program utama tersebut adalah pertama, stop perilaku menyimpang yang dilakukan staff dinas dan petugas pendidikan, termasuk di sekolah. Menurut Ari, jika ada penyimpangan seperti pungli dan korupsi, masyarakat bisa langsung mengajukan pengaduan pada Humas Disdik. 

Dua, meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan guru. Terkait kesejahteraan Pemprov DKI sudah menggunakan TKD yang secara otomatis menaikan pendapatan pengajar. Adapun bagi honorer, Gubernur sudah berjanji untuk meningkatkan gaji mereka menjadi dua kali lipat. 

Tiga, meningkatkan pelayanan bagi siswa melalui akreditasi sekolah. Empat, meningkatkan dan melengkapi sarana dan fasilitas pendidikan. Lima, meningkatkan prestasi pendidikan melalui kenaikan angka siswa lulus Ujian Nasional. Enam, meningkatkan kinerja penyerapan RAPBD sebesar 90 persen. 

Tujuh, mengintegrasikan informasi pendidikan dalam satu portal. 

"Kalau sekarang kan masih terpisah-pisah. Jadi kita ingin semua informasi tentang pendidikan, termasuk databasenya ada di satu portal," ujar Ari. Menurutnya, kondisi pendidikan di DKI cukup baik.

Berikut adalah data akteditasi sekolah di Jakarta hingga akhir 2014.

- TK negeri, akreditasi A unytuk tujuh sekolah, B dua sekolah, dengan total sembilan sekolah. \

- TK swasta, akreditasi A 403 sekolah, B 509, C 94, dan tidak terakreditasi 970. 

- SD Negeri, akreditasi A 1216, B 853, C tujuh, dan tidak terakreditasi satu. 

- SDN Swasta akreditasi A 462, B 283, C 15, dan tidak terakreditasi 79, dengan total 839. 

- SMP Negeri akreditasi A 272, B 33, dan tidak terakreditasi 16. 

- SMP Swasta akreditasi A 334, B, 341, C 28, tidak terakreditasi 44. 

- SMA Negeri akreditasi A 116, B satu, total 117 sekolah. 

- SMA Swasta akreditasi A 224, B 85, C enam, dan tidak terakreditasi 17, total 352 sekolah. 

- SMK Negeri akreditasi A 59, B empat, total 63 sekolah. 

- SMK Swasta akreditasi A 219, B 261, C 16, tidak terakreditasi 35, total 747. 

 

Ada beberapa sekolah yang kelak akan di-regrouping menjadi satu. Sekolah yang disatukan adalah yang kerurangan murid agar operasional sekolah dapat lebih efektiv dan efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement