Kamis 27 Nov 2014 14:50 WIB

Wapres: Guru Juga Harus Belajar

 Ribuan guru menghadiri acara puncak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2013 dan HUT ke-68 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Prayogi)
Ribuan guru menghadiri acara puncak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2013 dan HUT ke-68 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan guru hendaknya jangan hanya fokus pada mengajar saja tapi juga harus belajar menuntut ilmu mengingat ilmu pengetahuan berkembang luar biasa dan selalu mendahului zaman.

"Guru harus belajar yang baik seperti mengikuti penataran, pendidikan dan menguasai teknologi sehingga ilmunya bisa bertambah," kata Jusuf Kalla saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2014 dan Hari Ulang Tahun ke-69 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan Jakarta, Kamis (27/11).

Menurut Wapres, ilmu pengetahuan semua bidang selalu mengalami perkembangan yang cepat sehingga harus diketahui oleh guru untuk dapat diajarkan kepada murid-muridnya.

Oleh sebab itu, guru juga harus mampu menguasai teknologi agar mampu memberikan pelajaran terbaik bagi murid-muridnya yang pada akhirnya bisa menciptakan generasi muda yang maju dan cerdas.

"Kalau gurunya terus belajar dan memiliki ilmu yang baik maka bisa disampaikan kepada muridnya yang pada akhirnya bisa menciptakan kualitas manusia Indonesia," kata Jusuf Kalla.

Wapres juga menekankan pentingnya kesejahteraan guru yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah, katanya, setiap tahun selalu memberikan perhatian kepada kesejahteraan guru.

"Namun kalau sudah sejahtera harus dibarengi dengan mutu pengajaran yang baik," katanya.

Jusuf Kalla mengatakan sejumlah negara bisa maju karena mereka memiliki guru yang berkualitas dan terus belajar. Dicontohkan, Jepang saat kalah dalam perang dunia II pada 1945 menjadi negara yang hancur lebur.

"Saat hancur tersebut Kaisar Jepang bertanya masih ada berapa guru yang tersisa. Itu artinya guru merupakan sesuatu yang penting untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Jusuf Kalla.

Indonesia sendiri yang sudah memiliki PGRI berusia 69 tahun seharusnya juga bisa mengikuti Jepang sebagai negara maju, namun pada kenyataannya masih belum bisa mengejar ketertinggalan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement