Senin 24 Nov 2014 06:10 WIB

Kurikulum 2013 Terlalu Prematur

Rep: c54/ Red: Esthi Maharani
Seorang guru menunjukkan buku paket kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMPN 11 Tegal, Jateng, Selasa (9/9).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang guru menunjukkan buku paket kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMPN 11 Tegal, Jateng, Selasa (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Anies Baswedan menyayangkan Kurikulum 2013 dirancang dan diujicobakan pada 2013 terhadap 6400 sekolah belum benar-benar dievaluasi. Ia juga menilai kurikulum tersebut dipaksakan untuk diberlakukan di 218 ribu sekolah yang ada di Indonesia.   

"Sebuah kurikulum yang masih dalam proses dimatangkan, sudah langsung dipaksakan dilaksanakan di seluruh sekolah.  Saya mengatakan, kemarin itu terlalu prematur, dipaksakan dilaksanakan, padahal kita belum menyiapkan dengan baik," ujarnya, Ahad (23/11).

Anies mengibaratkan, kebijakan perubahan kurikulum seharusnya tidak seperti kebijakan penaikan harga BBM, yang bisa diikuti serentak di SPBU dalam waktu semalam.

"Kalau kurikulum, harus menyiapkan gurunya, bahan ajarnya, termasuk buku. itu semua belum dilakukan dengan baik. Kita temukan di lapangan, guru mengeluh, bahan ajar belum siap," kata dia.

Selain itu, menurut Anies, kendala guru lainnya soal mekanisme penilaian bersifat deskriptif yang diistilahkan 'authentic assesment'.  

"Kalau di Eropa, satu guru 20 siswa. Kadang 20 siswa ditangani dua guru. Nah di Indonesia, guru satu untuk 40 siswa. Kalau dia pegang tiga kelas, 120. Jadi guru-guru kasian, pulang ke rumah pun masih bawa PR," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement