Senin 17 Nov 2014 17:27 WIB

Kompetensi Rendah Jadi Penyebab Pengangguran SMK Meningkat

Some students of a vocational school in Bogor, SMK Bina Warga 1, put their own assembled motorcycle on display in a exhibition Bandung, West Java. (illustration)
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Some students of a vocational school in Bogor, SMK Bina Warga 1, put their own assembled motorcycle on display in a exhibition Bandung, West Java. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Larso Marbun menilai kompetensi yang masih rendah menjadi alasan bertambahnya pengangguran lulusan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) pada tahun ini.

"Kualitas lulusan SMK banyak yang tidak sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja saat ini, akhirnya banyak yang menganggur," ujar Larso di Jakarta, Senin.

Menurut ia, terdapat tiga masalah utama yang belum dapat diselesaikan pemerintah maupun instansi pendidikan terkait rendahnya kualitas lulusan yang dihasilkan sekolah kejuruan tersebut.

Sarana penunjang kegiatan belajar di SMK yang jumlahnya masih kurang, dikatakan Larso menjadi masalah yang menghinggapi sebagian besar sekolah kejuruan.

Anggaran dengan jumlah tertentu memang telah disiapkan pemerintah untuk subsidi pendidikan, kendati demikian terdapat kebijakan keuangan dan pendidikan yang masih membatasi bantuan negara kepada sekolah kejuruan swasta.

"Kalau peraturan pembatasan penyaluran dana tersebut belum diubah, penyediaan sarana pada sekolah swasta menjadi sulit, sehingga tidak merata,"katanya.

Selain itu, waktu praktik yang hanya memakan waktu sedikit juga menghambat peningkatan keahlian para siswa SMK untuk mendalami kompetensi yang akan menjadi bekal mereka dalam bekerja.

Dalam hal ini, Larso mengatakan bahwa SMK, sekolah yang memang sudah mengarahkan para siswanya pada bidang-bidang tertentu, sebaiknya mengurangi pengajaran yang dilakukan secara teori dan mulai beralih memperbanyak kegiatan praktik.

Masalah yang tidak kalah penting adalah terdapatnya ketidaksesuaian antara tenaga pengajar dengan bidang kejuruan yang dibebankan padanya di sekolah.

"Kompetensi pengajar pada ilmu yang disampaikannya kepada para siswa juga berpengaruh pada proses pembentukan lulusan sebuah sekolah," ungkapnya.

Oleh karena itu, Larso menuturkan bahwa para pengajar di sekolah kejuruan maupun di setiap instansi pendidikan juga berkewajiban untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya pada studi-studi yang diajarkan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik telah mengeluarkan data pada awal November tahun ini, yang menyatakan jumlah pengangguran sampai dengan Agustus 2014 mencapai 7,2 juta orang dan 11,24 persen di antaranya merupakan lulusan SMK.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement