Kamis 23 Oct 2014 12:57 WIB

Semangat Kemandirian Jadi Keunggulan Pendidikan Pesantren

Rep: C 78/ Red: Indah Wulandari
Pembukaan Gema Khotmil Quran di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Syaiful Arif/ca
Pembukaan Gema Khotmil Quran di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Di tengah sikap pemerintah yang dinilai masih abai dalam memperhatikan peningkatan kualitas pesantren di Indonesia, para pengelola pesantren diimbau untuk tetap menjaga kemandiriannya.  

“Sebab itulah salah satu kelebihan pesantren,” kata Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Pesantren dan Madrasah (PSPM) Asep Saeful Muhtadi, Kamis (23/10).

Dalam sejarahnya, lanjut dosen yang akrab disapa Kang Samuh ini, pesantren didirikan oleh masyarakat atas semangat syiar Islam.

Berbekal semangat jihad itulah, pesantren telah teruji dapat mandiri, kurikulum yang independen, dan dapat melangsungkan kegiatan pembelajaran Islam tanpa bantuan manapun.

Dalam kemandirian tersebut, lanjut dia, terbukti pula bahwa pesantren dapat menghasilkan lulusan santri yang berkualitas lagi bermanfaat di masyarakat. Adapun sejumlah bantuan dari pemerintah, itu baru dilakukan pada 10 atau 20 tahun terakhir.

Perihal stigma di masyarakat yang dinilai kumuh dan serbatradisional, Kang Samuh menilai hal tersebut banyak disebabkan oleh keterbatasan, bukan karena para pengelola pesantren dan santrinya yang bergaya hidup jorok atau tidak cinta kebersihan.

Sebab dalam pembelajaran pesantren, para guru mengajarkan soal bersuci di mana santri mengetahui teori Islam dalam menjaga kebersihan. 

“Dari pesantrenlah, faham soal toleransi dan Islam rahmatan lil alamin diinternalisasikan kepada santri. Jika pun ada orang-orang radikal yang tertangkap dan dikaabrkan dari pesantren, itu hanya bersifat kasuistik semata,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement