REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai tema pacaran sehat dalam Buku Penjaskes kelas XI SMA tidak mencerminkan pendidikan dan kebudayaan.
"Materi pacaran itu justru men-down grade semangat pendidikan, materi kacangan banget, tidak edukatif dan justru mereduksi," kata Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh, Selasa (14/10).
Buku Penjaskes, menurut Ni’am, selayaknya fokus pada bahasan jasmani dan kesehatan. Sementara pacaran bukan urusan jasmani. Dia menilai secara sosiologis, pacaran tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip pendidikan.
Menurutnya, lebih penting diatur bagaimana hubungan pertemanan sehat yang lebih mendasar dan lebih sunstansial. Sedangkan soal pacaran termasuk tindakan asosiatif, apa yang dilakukan remaja putra dan putri.
Apalagi, grafis dalam tema tersebut memuat remaja putra mengenakan peci dan remaja putri mengenakan kerudung yang terkesan menyalahi nilai luhur agama.
"Bisa ada anggapan kalau pacaran sehat itu pakai peci, kacau," ujarnya.
Menurutnya, langkah Kemendikbud yang mau merevisi buku tersebut harus diimbangi evaluasi dalam jangka panjang.