REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MAE) 2015 mendatang tinggal menghitung hari. Menyambut era perdagangan bebas ini, Universitas Trilogi membekali lulusannya dengan berbagai wawasan global. Salah satunya disiapkan melalui kerja sama dengan Jepang melalui kedutaan besarnya di Indonesia.
“Ini merupakan sebuah tantangan dan peluang bagi kita bersama untuk mengisinya, terutama kalangan mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa,” ujar Rektor Universitas Trilogi, Prof. Dr. Asep Saefuddin.
Penjajakan dengan Jepang dianggap penting lantaran diakui Asep Jepang tercatat sebagai negara dengan tingkat perekonomian paling tinggi di dunia.
Dalam kunjungannya Kedubes Jepang di Jakarta, Asep bersama dosen Bio Industri Yodfiatfinda disambut hangat oleh Mininster Informasi dan Kebudayaan Kedubes Jepang – Jakarta, Mr, Yusuke Shindo.“Kami siap untuk memfasilitasi kerja sama yang akan dibangun oleh Universitas Trilogi,” ujar Shindo.
Berbagai bentuk kerja sama disepakati. Diantaranya adalah pertukaran pelajar dan kunjungan industri. Kunjungan industri, dilengkapi Shindo, tidak hanya bisa dilakukan di Jepang. Tapi juga melalui berbagai industri Jepang yang ada di Indonesia.
Dalam kunjungan ini Trilogi juga meminta Shindo untuk menjadi dosen tamu mengisi kuliah umum tentang kebudayaan Jepang. Mengingat selama ini Trilogi sering melakukan acara yang mengenalkan budaya Jepang di Indonesia.
Salah satu yang rutin digelar adalah Trilogi Japanese Creativity (Tri-J-Vity). Dan diantara budaya Jepang yang ditampilkan adalah Bonodori, Obake Yashiki, Gamelone Perbanas, Taiko dan aneka makanan khas Jepang.
“Harapannya ini semua menjadi sarana untuk lebih mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang,” tambah dosen Fakultas Bio Industri Yodfiatfinda yang juga pernah bermukim di Jepang ini.
Ke depan, kerja sama dan kolaborasi yang dijalin Trilogi akan terus diperluas. Diantara rencananya adalah dengan Korea dan tentu dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
