Selasa 30 Sep 2014 15:51 WIB

Jambore Kepramukaan Harus Jangkau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Erdy Nasrul
 Sejumlah anggota Pramuka menyaksikan atraksi tarian massal saat Upacara Peringatan HUT ke-52 Gerakan Pramuka yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lapangan Gajah Mada, Kompleks Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur
Foto: Antara
Sejumlah anggota Pramuka menyaksikan atraksi tarian massal saat Upacara Peringatan HUT ke-52 Gerakan Pramuka yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lapangan Gajah Mada, Kompleks Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Khusus Layanan Khusus  Dikdas Mudjito mengatakan, saat ini degradasi moral anak bangsa semakin dirasakan intensitasnya. Akibat keprihatinan ini  sampai muncul gagasan revolusi mental melalui pendidikan dan aktivitas kepramukaan, Selasa, (30/9).

Melalui pendidikan dan aktivitas kepramukaan, ujar Mudjito,  diyakini dapat membangun fondasi karakter yang kuat apalagi jika ditanamkan sejak dini. "Semakin dini karakter dibentuk maka akan semakin tidak mudah goyah oleh berbagai pengaruh negatif,"ujarnya.

Pendidikan karakter melalui Jambore Kepramukaan, kata Mudjito, bukan hanya monopoli komunitas tertentu. "Jambore Kepramukaan juga harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)  atau difabel sebab tata pergaulan dalam kepramukaan bersifat egaliter dan non diskriminatif,"katanya.

Anak-anak  ini, ujar Mudjito, melakukan Jambore Kepramukaan dari 29 September hingga 2 Oktober di Bumi Perkemahan Cibubur. Tema yang diusung 'Melalui Jambore ABK Kita Bangung Kemandirian Anak Bangsa yang Berkarakter: Mulia, Ceria, Peduli dan Mandiri'.

Kegiatan pramuka ini, kata Mudjito, semua pelaksananya anak-anak ini sendiri. Ada anak tuna netra, anak tuna rungu, anak tuna wicara.

"Kegiatan pramuka ini termasuk petugas upacara,  komandan upacara, maupun pembaca pembukaan UUD 45 semuanya dari diri mereka sendiri. Ini perlu dilakukan guna melatih kemandirian dan kepercayaan diri mereka sendiri,"kata Mudjito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement