Senin 29 Sep 2014 21:06 WIB

Siswa Tak Mau Hormat Bendera, Paham Radikal Sudah Masuk

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Erdy Nasrul
Kontingen Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih ketika pembukaan Asian Games 2014 di Incheon, Korsel, Jumat (19/9).
Foto: Antara/Saptono
Kontingen Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih ketika pembukaan Asian Games 2014 di Incheon, Korsel, Jumat (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, saat ini paham radikal sudah mulai banyak yang masuk ke sekolah-sekolah di Indonesia, terutama SMA. Sekolah harus mulai waspada.

Kepala sekolah, guru, ujar Retno, harus mulai waspada kalau ada siswa yang pembicaraannya  mulai mengkafir-kafirkan orang lain. "Guru harus waspada kalau saat ekstra kurikuler ada siswa yang menggunakan kaos yang gambarnya berbau radikal atau ekstrimis,"ujarnya, Senin, (29/9).

Apalagi, kata Retno, jika siswa yang biasanya selalu ceria tiba-tiba menjadi seorang pendiam. Anak seperti ini perlu diberi perhatian khusus, apa penyebabnya.

Terkadang, ujar Retno, anak yang sudah dimasuki ajaran radikal diminta mengikuti sebuah kajian tertutup yang harus dirahasiakan. Makanya mereka jadi pendiam dan tidak banyak bicara karena menutupi rahasia.

Apalagi, kata Retno, kalau siswa sudah tidak mau  hormat kepada bendera merah putih. "Ini menunjukkan  paham radikal sudah masuk ke dalam pikirannya, makanya harus segera diluruskan jangan sampai tersesat,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement