REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Lucya Andam Dewi mengatakan, pihaknya pernah diajak berdiskusi oleh Kemendikbud terkait pencetakan buku Kurikulum 2013. Kala itu, ujar Lucya, IKAPI sudah menawarkan percetakan-percetakan yang kualitasnya bagus untuk dipakai. Kemendikbud.
"Namun rupanya harga yang ditawarkan oleh percetakan itu harganya dinilai lebih mahal oleh Kemendikbud, sehingga mereka tidak mau menggunakan percetakan yang kami tawarkan, malah memilih percetakan lain yang harganya lebih murah," ujarnya di Jakarta, Jumat, (12/9).
IKAPI, terang Lucya, lebih memahami dunia percetakan dari pada pemerintah. Sehingga bisa memetakan kapan buku itu harus tepat dicetak dan tepat dikirim. "Namun pemerintah tidak menghiraukan usul kami. Jadinya sekarang buku Kurikulum 2013 terlambat pengirimannya," kata Lucya.
Sementara itu, Ketua Kompartemen Buku Pelajaran IKAPI Pusat Dharma Hutauruk mengatakan, para pemenang tender dalam LKPP mungkin tidak punya alat cetak sesuai dengan kapasitas. Sehingga banyak percetakan yang terlambat mencetak dan mendistribusikan.
Percetakan yang direkomendasikan IKAPI, ujar Dharma, menawarkan harga yang wajar. Namun pemerintah menilai harga tersebut tidak masuk hitungan mereka sehingga mereka mencari percetakan yang lebih murah.
"Teman saya, manajer percetakan yang menang tender Buku Kurikulum 2013 sudah 1,5 bulan di Nias. Dia masih mengedrop buku-buku Kurikulum 2013 belum selesai-selesai," kata Dharma.