Rabu 03 Sep 2014 13:21 WIB

Alhamdulillah, Industri Lebih Suka Lulusan SMK Pesantren

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
ejumlah siswa SMK Islam Terpadu Al Furqon Sanden melihat proses pembuatan keripik sagu di Pundong, Bantul, Yogyakarta, Kamis (4/4). Kegiatan observasi tersebut untuk mengenalkan industri kecil sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang diharapkan berman
Foto: Antara
ejumlah siswa SMK Islam Terpadu Al Furqon Sanden melihat proses pembuatan keripik sagu di Pundong, Bantul, Yogyakarta, Kamis (4/4). Kegiatan observasi tersebut untuk mengenalkan industri kecil sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang diharapkan berman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jangan bandingkan lulusan pesantren dahulu dan saat ini. Dengan keterampilan dan budaya Islami, ternyata industri lebih menyukai lulusan SMK Pesantren.

Hal ini dikatakan Ketua Unit Kerja Mendikbud  Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Tutik Rumiyati. Ia mengatakan kelahiran SMK pesantren sebenarnya berasal dari kebutuhan masyarakat sekitar.

Masyarakat sekitar, tutur Tutik, membutuhkan ahli mekanik, ahli tata busana, ahli di bidang  kesehatan. Makanya mereka meminta kepada kyai selaku pemilik pesantren untuk memadukan antara pendidikan pesantren dan SMK sehingga diperoleh insan yang berakhlak terpuji dan terampil bekerja.

Kelebihan ini, yang menurut dia, lebih disukai industri dibandingkan SMK biasa. Sebab lulusan SMK Pesantren selain mempunyai keterampilan yang  sama dengan SMK lain, mereka punya karakter yang  ditumbuhkan dari pesantren tadi.

Karakter yang ditumbuhkan di pesantren, ujar Tutik, antara lain sikap  jujur dan perilaku baik. "Industri tidak hanya membutuhkan karyawan yang terampil namun juga yang  baik dan jujur,"ujarnya.

Apalagi, kata Tutik, pesantren juga kebanyakan mengajarkan  wirausaha dan kerja keras. Sehingga  membentuk karakter santri yang disiplin, pekerja keras, menghormati orang yang  lebih tua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement