Rabu 03 Sep 2014 13:00 WIB

SMK Pesantren Tingkatkan Akses Pendidikan Menengah

Rep: Dyah Meta Ratna Novia/ Red: Agung Sasongko
Perangkat Kompor Sakti karya siswa SMKN 2 pada 'Pembekalan Teknologi Inovasi Kreatif Menuju Bandung Juara dan Jabar Caang' di halaman SMKN 4, Jl Kiliningan, Bandung, Kamis (31/10). (Republika/Edi Yusuf)
Perangkat Kompor Sakti karya siswa SMKN 2 pada 'Pembekalan Teknologi Inovasi Kreatif Menuju Bandung Juara dan Jabar Caang' di halaman SMKN 4, Jl Kiliningan, Bandung, Kamis (31/10). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Pembinaan SMK Mustaghfirin Amin mengatakan, terdapat lebih dari 900 SMK Pesantren yang tersebar di Indonesia. Antara lain di  Jawa Barat,  Jawa Tengah, Lampung,  Aceh, Solo, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, NTB, dan paling banyak berada di Jawa Timur.

Fungsi SMK Pesantren ini, kata Mustaghfirin, juga  membantu peningkatan akses  pendidikan menengah. "Target pencapaian pendidikan 12 tahun terbantu dengan keberadaan SMK Pesantren sebab SMK ini sering di kantong-kantong yang tak terjangkau SMK biasa,"katanya.

Padahal, ujar Mustaghfirin, anak-anak di kantong pedesaan juga membutuhkan pendidikan yang sama dengan anak di perkotaan. Biasanya di pedesaan hanya ada pesantren saja, makanya dengan munculnya SMK Pesantren ini bagus bagi pengembangan SDM dan masa depan mereka.

Para kyai sendiri, kata Mustaghfirin, banyak yang bersemangat mendirikan SMK di pesantrennya. Mereka memandang pendidikan yang memberikan skill dan keterampilan sudah dibutuhkan saat ini.

"SMK Pesantren punya dua sisi, dari sisi moral dan karakter dididik lewat pesantrannya. Sedangkan dari sisi kompetensi dan skill, dididik melalui SMK-nya,"ujar Mustaghfirin.

Mereka, lanjut Mustaghfirin, pola pembelajarannya, pada pagi hari mengaji kitab suci Alquran. Lalu pada malam hari belajar nge-las dan elektronika. "Ada juga yang  pagi sampai siang belajar di SMK. Lalu malamnya belajar mengaji kitab suci," kata Mustaghfirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement