Selasa 02 Sep 2014 16:37 WIB

Pengiriman Telat, Kemendikbud Janjikan Sampai Akhir September

Rep: C56/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Kurikulum 2013
Foto: Antara
Kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID,

MATARAM – Buku Kurikulum 2013 yang akan digunakan pada awal tahun ajaran 2014 / 2015 seharusnya sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Namun hingga kini buku tersebut masih belum tersebar seluruh sekolah Indonesia.

Baca Juga

Hal ini pun dibenarkan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Karim. Musliar menyebutkan bahwa pihak Kementrian hingga kini terus mengupayakan agar buku bisa segera diterima setiap sekolah baik di kota besar maupun daerah terpencil.

“Kita terus mencoba pendistribusian lebih cepat , mungkin akhir September ini bisa diterima semua pihak,” ungkap Musliar, Selasa (2/9). Untuk mengantisipasi hal ini, Musliar menuturkan, Kemendikbud telah mengirimkan //softcopy// buku Kurikulum 2013 dalam bentuk CD.

Nantinya data dalam CD ini bisa di //printout// untuk selanjutnya di perbanyak sesuai dengan kebutuhan sekolah. “Sambil //nunggu//, dicetak satu buah dan di perbanyak sesuai kebutuhan hingga buku Kurikulum 2013 datang,” lanjut dia.

Mengenai uang yang digunakan untuk mencetak buku , lanjut Musliar, dipersilahkan agar setiap sekolah menggunakan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terlebih dahulu. Sehingga murid tidak dikenakan biaya tambahan untuk mendapatkan buku Kurikulum 2013.

Sedangkan mengenai keterlambatan pengiriman buku, Direktur Jendral Pendidikan Menengah, Ahmad Jazidie mengatakan bahwa hal ini memang di luar perkiraan Kemendikbud. Pasalnya, pihak Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) selaku kordinator pengadaan buku Kurikulum 2013 yang bekerjasama dengan pihak percetakan kurang pas dalam memperkirakan waktu untuk selesai tepat waktu sesuai oplah yang telah dijanjikan.

Jazidie pun menyadari hal ini menjadi salah satu kelalaian pihak kementrian yang tidak memperkirakan aka nada percetakan yang tidak mampu menyelesaikan oplah tepat waktu karena berbagai hal yang mereka kerjakan.  Sehingga apa yang mereka janjikan nyatanya tidak sesuai dengan apa yang mereka omongkan.

“Ini jadi pengalaman dan rekam jejak untuk tempat percetakan. Sehingga untuk kedepannya, Kemendikbud akan merinci sedetail mungkin sejauh apa setiap percetak bisa memproduksi buku sesuai dengan waktu yang dibutuhkan,” ungkap Jazidie.  Hal tersebut dilakukan agar pendistribusian tidak molor lagi seperti saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement