REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR — Ratusan tanda penghargaan atas prestasi para siswa sekolah Islam diberikan dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Nasional 2014, yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 25-28 Agustus. Sejumlah nama siswa dan nama madrasahnya disebut dan menyulut rasa bangga dari ribuan hadirin.
Pada tingkat madrasah tsanawiyah (MTs/setara SMP), tiga kategori diperlombakan dalam KSM jilid III ini, yakni bidang matematika, biologi, dan fisika. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 4796/2014 tentang Penetapan Pemenang KSM Tingkat Nasional 2014, tiga nama dari madrasah yang berbeda keluar sebagai peraih medali emas dalam bidang Studi Matematika.
Mereka adalah Himmayatussorofil Maulida (MTs At Taqwa, Bondowoso, Jawa Timur), Naufal Harits M (MTs Negeri Surakarta I, Jawa Tengah), dan Zahid Muhammad Bilal (MTs Al Kahfi, DKI Jakarta).
Masih dalam kategori serupa, Zahid juga didaulat sebagai The Best Theory. Sementara M Reza Ardhana (MTs Negeri Pontianak, Kalimantan Barat) sebagai The Best Exploration dan Himmayatussorofil Maulida sebagai The Best Overall.
Dalam bidang studi Biologi, Luqman ‘Abdan (MTs Husnul Khotimah, Jawa Barat) keluar sebagai juara satu sekaligus meraih predikat The Best Theory. Shafira Mudhawwirah (MTs Negeri Tanggerang, Pamulang, Banten) meraih emas sekaligus The Best Eksperiment. Terakhir, Aulia Husnul Pranawa (MTs Negeri Winong, Jawa Tengah) memeroleh medali emas sekaligus predikat The Best Overall.
Pada bidang studi Fisika MTs, Muhammad Raihan Iqbal (MTs Al Ishlah Gorontalo) meraih perak dan mendapat penghargaan The Best Eksperiment. Sementara itu, peraih penghargaan The Best Theory dimenangkan Naufal Armanullah (MTs Al-Zaytun, Jawa Barat). Ia juga sekaligus memeroleh medali emas. Terakhir, Muhammad Raffi Azami (MTs Negeri IV DKI Jakarta) meraih emas sekaligus The Best Overall.
“Senang,” kata Raffi ketika Republika menanyakan kesan-kesan mengikuti KSM sekaligus didapuk sebagai juara bidang Fisika. Anak pertama dari lima bersaudara ini menganggap, Fisika adalah mata pelajaran yang menyenangkan, makanya ia tertarik dan mau memperdalam lebih lanjut soal bidang studi ini.
Menurutnya, fisika itu seperti kita mempelajari teori kehidupan sehari-hari. Jadi tidak ada yang mesti dirumitkan dari fisika, karena semuanya bisa dipelajari. Di masa depan, Raffi bercita-cita menjadi ilmuan. Maka, salah satu cara mewujudkannya, ia ingin kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) agar mendapatkan para guru yang bisa mendukung cita-citanya itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
