Ahad 06 Jul 2014 22:41 WIB

Sekolah Favorit tak Lagi Kebanjiran Peminat

Rep: Joko Suceno/ Red: Asep K Nur Zaman
PPDB Online
Foto: DKI
PPDB Online

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Minat orang tua di Kota Bandung, Jawa Barat, menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri, baik tingkat SMP maupun SMA, masih sangat tinggi. Ini bisa dilihat dari masih besarnya animo pelajar masuk ke sekolah pelat merah tersebut dalam proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2014-2015.

Namun ada yang berubah dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPBD) dengan sistem online kali ini, berbeda di banding tahun-tahun sebelumnya. Salah satu dampaknya, sekolah favorit tak lagi kebanjiran peminat.

Ini sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya, sekolah favorit banyak menerima pendaftar, sementara daya tampung sangat terbatas. Tergerusnya jumlah pendaftar ke sekolah favorit merupakan konsekuensi dari sistem PPDB online yang menerapkan pola rayonisasi dan tambahan nilai bagi siswa yang mendaftar ke sekolah yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Sekolah yang merasakan dampak sistem baru ini yaitu SMA Negeri 5 di Jalan Belitung No 8, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur, Kota Bandung. Tahun ini jumlah pendaftar ke salah satu skolah favorit di Kota Kembang ini mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Pada tahun ajaran 2013-2014, sekolah ini menerima pendaftar sekitar 500 siswa. Sedangkan daya tampungnya sebanyak 320 siswa. Pada tahun ini, jumlah pendaftar ke sekolah ini sebanyak 343 sedangkan daya tampung sebanyak 356 siswa.

Menurunnya pendaftar tersebut diakui oleh Soni Sugriwa, salah seorang panitia PPDB di SMAN 5. Ini dirasakannya sebagai dampak dari penerapan sistem baru. ‘’Sistem baru ini berhasil membuat pendaftar tersebar ke sejumlah sekolah. Kalau tahun lalu jumlah yang mendaftar ke sini banyak sekali,’’ ungkapnya.

Kondisi serupa dialami SMPN 2 di Jalan Sumatra. SMPN yang paling diburu siswa ini, tahun ini hanya menerima pendaftar tak lebih dari 300 siswa. Selisih tipis dengnan daya tampungnya yang 230 kursi. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah pendaftar sebanyak 800 siswa, jauh di atas daya tampungnya.

Jumlah siswa yang mendaftar ke SMPN 2 harus memiliki nilai ebtanas murni (NEM) minimal 25,30. Dari yang diterima, NEM tertingginya 29,40.

‘’Tahun ini jumlah pendaftarnya sangat berkurang. Sekarang pendaftar SMP berpencar ke sejumlah sekolah lain,’’ kata Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Nandi  Supriadi.

Bagi dia, sistem PPDB sekrang sangat positif bagi perkembangan pendidikan di Kota Bandung. ‘’Sekolah-sekolah akan menjadi lembaga pendidikan favorit dan tentunya memiliki kualitas yang lebih baik,’’ katanya.

Sistem baru ini mendapat apresiasi dari para orang tua siswa. Budi Supriatman, warga Bumi Asri,  Padasuka, Kota Bandung, menilainya bisa mengeleminasi penyelewenangan dalam proses PPDB. Pasalnya, mulai dari pendaftaran hingga penentuan siapa yang diterima dilakukan secara transparan melalui sistem yang jelas.

‘’Saya sangat mengapresiasi sistem baru ini,’’ kata dia yang ditemui Republika saat mendaftarkan anaknya di SMAN 20 di Jalan Citarum, akhir pekan lalu

Namun, kata Budi, masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki. Misalnya pada tataran teknis, saat mengakses pendaftaran secara untuk mengetahui jumlah pendaftar, masih kesulitan menggunakan perangkat sendiri. Ia terpaksa harus datang ke sekolah untuk memantau perkembangan jumlah pendaftar.

‘’Hanya persoalan teknis yang harus diperbaiki. Saya memaklumi karena ini baru pertama kali. Mudah-mudahan tahun berikutnya akan lebih baik lagi,’’ ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement