Rabu 11 Jun 2014 13:50 WIB

Peserta SM3T Butuh Kejelasan Nasib

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Muhammad Hafil
Sarjana. Ilustrasi
Foto: ssu-usa.org
Sarjana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peserta sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM-3T) Mega Hayu meminta pemerintah memperhatikan kejelasan nasib para peserta SM3T.

"Peserta SM-3T setelah mengajar di daerah terluar selama satu tahun ditarik lagi ke pusat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Namun usai mengikuti PPG dan dapat sertifikat guru nasib kami tidak jelas," kata Mega di UNJ, Jakarta, Rabu, (11/6).

Kakak kelasnya SM-3T, ujar Mega, ada yang usai mengabdi  di daerah terpencil selama satu tahun. Lalu dilanjutkan dengan mengikuti PPG, namun sekarang tidak ada kejelasan nasibnya, ia tidak mengajar di sekolah manapun, juga tidak dikembalikan ke daerah di mana ia mengajar.

"Malah ia sekarang hanya mengajar di tempat bimbingan belajar. Makanya kami berharap pemerintah mengembalikan kami ke sekolah tempat kami mengajar usai PPG, jangan dibiarkan nasib menjadi tak jelas,"kata Mega.

Kemarin, terang Mega, Kemendikbud sempat berjanji akan mengutamakan peserta SM-3T untuk  diangkat menjadi  PNS, baik dijadikan guru PNS tempat mengajar semula, maupun sekolah baru. "Namun faktanya angkatan SM-3T sebelum saya, begitu kembali dari daerah malah ada yang menganggur karena tidak ada pekerjaan," terangnya.

Mega yang setahun mengajar di sebuah SD di Pulau Semau, NTT tidak ingin mengalami nasib serupa dengan kakak angkatannya. "Saya usai PPG tidak ingin mengangur, saya ingin berbakti pada negara dengan mengajar murid-murid saya di NTT," ujarnya.

Lebih baik, terang Mega, ia kembali ke Pulau Semau untuk mengajar lagi. "Namun pemerintah belum memberikan kejalasan nasib saya, apakah bisa kembali menjadi guru di Semau dan diangkat menjadi PNS," terangnya.

Mega merasa lebih senang mengajar di Semau karena anak-anak di sana memang membutuhkan bimbingannya. "Anak-anak hampir seminggu sekali sms saya, meminta saya kembali ke NTT namun saya tidak bisa kembali ke sana jika tidak ada kejelasan pemberangkatan dari pemerintah," katanya dengan nada sedih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement