Kamis 08 May 2014 16:52 WIB

UB Kembangkan Robot Transportasi

Universitas Brawijaya Malang
Universitas Brawijaya Malang

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Laboratorium Robotika Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, mengenalkan alat transportasi berupa robot personal yang ramah lingkungan berbiaya murah atau lebih ekonomis.

Salah seorang anggota tim pembuat robot transportasi personal PTIIK Universitas Brawijaya (UB) Barlian Henryranu Prasetio, Kamis, mengatakan alat transportasi tersebut untuk mengalihkan konsumsi energi kendaraan yang selama ini mengandalkan bahan bakar minyak (BBM) menjadi energi listrik ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.

"Sebenarnya karya tersebut bukan hal yang baru. Alat transportasi personal sejenis sudah ada dan sedang terus dikembangkan di beberapa negara di dunia, seperti Amerika Serikat dan Cina," ungkapnya.

Akan tetapi di Indonesia, lanjutnya, sampai saat ini masih menjadi pengimpor dan pengguna saja, belum pada tahap kesadaran untuk dapat membuat produk serupa.

"Kami juga belum memberi nama khusus seperti produk serupa yang sudah ada sekarang, namun bisa disebut robot transportasi personal karena sifatnya 'portable', bisa digunakan di berbagai medan, hanya menggunakan dua roda yang bersebelahan, tapi tetap seimbang," ujarnya.

Anggota tim pembuat alat transportasi ramah lingkungan itu, selain dua orang dosen PTIIK Barlian Henryranu Prasetio dan Wijaya Kurniawan, juga dibantu tiga orang mahasiswa anggkatan 2011, yakni Arif Efendi, Ghayuh Fernanda P dan M Juniardi N.

Lebih lanjut Barlian mengatakan transportasi personal dibuat dengan komponen yang terdiri atas motor listrik DC sebagai penggerak, "driver motor", "processor", dua aki 12 volt sebagai sumber energi, LCD monitor sebagai "display" informasi untuk melakukan konfigurasi awal pada alat, serta sensor "gyro" dan "accelero" yang berfungsi membuat alat transportasi tersebut dapat tetap berdiri seimbang ketika digunakan.

Menurut dia, karena adanya kedua sensor yang ditanamkan, pengguna tidak perlu melakukan latihan keseimbangan khusus untuk mengendarainya, seperti saat akan mengendarai sepeda atau kendaraan roda dua lainnya.

"Asal dinyalakan saja alat ini sudah dapat berdiri seimbang, meski tidak ada pengendara, asalkan menyala, bisa berdiri seimbang. Dan, cara mengendarai alat transportasi ini cukup mudah, sebab pengendara cukup menekan tuas kemudi ke depan untuk menggerakkan alat maju, menarik tuas kemudi ke belakang untuk mundur atau berhenti, lalu menarik tuas kemudi ke kiri dan kanan untuk menggerakkan alat ke kanan dan ke kiri," tegasnya.

Ia mengatakan alat transportasi tersebut dapat berputar 360 derajat. Selain itu, karena bentuknya yang tidak terlalu besar, memungkinkan alat ini dapat digunakan di tempat yang tidak terlalu luas.

Alat transportasi personal karya tim PTIIK UB itu dapat melaju dengan kecepatan maksimum 14km/jam. Untuk mengisi daya pada alat tersebut cukup mudah karena pengguna hanya perlu men-"charge" alat tersebut selama lima jam hingga daya penuh.

"Dengan kondisi daya penuh alat bisa digunakan selama tiga jam. Sudah kami coba, alat ini juga bisa digunakan untuk kondisi tanjakan dengan kemiringan maksimal 30 derajat," terangnya.

Keunggulan lain alat ini dibanding produk serupa seperti "Segway" dan "Robstep", terletak pada biaya produksinya yang cukup ekonomis. Jika Segway dan Robstep harganya bisa mencapai Rp100 juta hingga Rp200 juta, alat transportasi buatan tim PTIIK UB hanya membutuhkan biaya Rp20 juta.

Alat transportasi itu dibuat selama sekitar enam bulan. Namun demikian, tim masih harus terus mengembangkan dan memperbaiki tampilan fisik alat tersebut jika benar-benar akan diproduksi secara massal dan dilempar ke pasaran.

"Kami berharap alat transportasi ramah lingkungan seperti ini bisa terus dikembangkan di Indonesia. Jadi tidak hanya bisa menggunakan alat dari luar negeri saja, tapi juga bisa memproduksi," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement