Selasa 06 May 2014 17:34 WIB

'Soal yang Direvisi Susah Dipahami Siswa dan Pengawas UN'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)  Retno Listyarti mengatakan, kacaunya revisi soal UN SMP membuat para pengawas ruang dan para peserta UN menjadi bingung, Selasa, (6/5).

Soal-soal yang direvisi tersebut, ujar Retno, absurd dan tidak mudah dipahami panitia maupun para pengawas ruang. Sehingga butuh waktu lama untuk memahami isi petunjuknya.

Susahnya memahami soal yang direvisi ini, kata Retno, menunjukkan bukan hanya siswanya yang diuji kemampuan Bahasa Indonesianya, tetapi para guru dan panitia pelaksana juga diuji kemampuan bahasanya oleh instruksi dan petunjuk yang sangat absurd.

"Karena soal yang direvisi sulit dipahami maka  memakan waktu yang berlarut-larut. Akibatnya siswa dirugikan secara waktu," ujar Retno.

Hal ini, terang Retno, membuat peserta UN menanggung beban psikologis. Ini tidak pernah diperhitungkan oleh para pengambil kebijakan. Para kepala sekolah SMP, ujar Retno, menilai pengambil kebijakan teknis dalam pergantian soal UN SMP tidak memahami psikologis anak.

Kebingungan peserta UN sangat dipahami para kepala sekolah karena mereka paling tahu kondisi para siswanya.

"Ada dugaan kuat bahwa soal direvisi karena untuk menghilangkan soal UN tentang  Jokowi. Ini menunjukkan UN masih kurang  dipersiapkan dengan matang padahal ini pekerjaan rutin selama bertahun-tahun," kata Retno.

Kasus ini, lanjut Retno, terjadi antara lain di  Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Bekasi, Bogor, Garut, Indramayu, Padang Panjang, Kota Padang, Kota Medan, Tangerang Selatan, Pamulang, Singkawang, dan sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement