Jumat 02 May 2014 21:19 WIB

Hardiknas, Bupati Ajak Sukseskan Implementasi Kurikulum 2013

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 (HARDIKNAS) di SMAN 12 Jakarta
Foto: Nurhalimah Aprianingsih/siswi SMAN12
Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 (HARDIKNAS) di SMAN 12 Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bupati Indramayu, Anna Sophanah, mengajak seluruh guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan implementasi kurikulum 2013. Melalui kurikulum itu, para siswa diharapkan memiliki kompetensi secara utuh, yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

 

"Itu semua kita lakukan dalam rangka mempersiapkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, berkarakter, serta cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia," ujar Anna, ketika menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Tingkat Kabupaten Indramayu, di Alun-alun Indramayu, Jumat (2/5).

 

Anna menambahkan, dengan generasi emas itulah, maka peradaban Indonesia yang unggul akan bisa dibangun. Hal itu untuk menuju kejayaan Indonesia pada 2045 mendatang.

 

Anna melanjutkan, melalui penerapan kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh, maka tahun ajaran 2014/2015 menjadi momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas guru, kepala sekolah, dan pengawas. Selain itu, juga merupakan momentum untuk melakukan penataan sistem perbukuan pelajaran.

 

Anna mengungkapkan, penerapan kurikulum 2013 merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kualitas, yang sangat mendasar dalam dunia pendidikan. Hal lainnya di antaranya adalah akses untuk mendapatkan layanan pendidikan, yang dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan.

 

Menurut Anna, sebagian dari upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan, di antaranya beberapa kebijakan dan program seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, bantuan siswa miskin dan bidikmisi.

Ditambah lagi, pengiriman guru daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, melalui SM3T, bantuan operasional untuk perguruan tinggi (BOPT), pendirian perguruan tinggi negeri baru dan sekolah berasrama.

 

"Kebijakan dan program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Di antaranya ditandai dengan kenaikan angka partisipasi kasar (APK) yang cukup tinggi dan lebih inklusif terutama pada tingkat SMP/MTS, SMA/SMK dan  perguruan tinggi," kata Anna menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement