Rabu 16 Apr 2014 15:53 WIB

Kemdikbud Terjunkan Tim Investigasi Usut Kekerasan Seksual di JIS

Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan kementerian akan mengirim tim investigasi terkait kasus kekerasan seksual terhadap siswa Taman Kanak-Kanak di sebuah sekolah internasional di Jakarta untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai duduk perkaranya.

"Kami sangat sedih dan menyesalkan ada kejadian tersebut. Kami akan kirim tim untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan yang terjadi, sekaligus menjalin koordinasi dengan pihak sekolah dan kepolisian. Siang atau sore kami akan meluncurkan tim untuk memantau dan melihat situasinya seperti apa," kata Mendikbud saat ditemui wartawan di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut Nuh mengatakan menilai kualitas sekolah internasional di Indonesia sudah relatif bagus, baik fasilitas pendidikannya maupun kualitas para guru. Namun Kemdikbud tetap melakukan pengawasan terhadap berjalannya proses belajar mengajar di semua sekolah, termasuk sekolah internasional.

Mendikbud mengatakan sekolah tidak hanya bertugas menjalankan proses belajar mengajar semata, melainkan juga harus bisa memberikan perlindungan dan rasa aman kepada peserta didik dan pendidik serta tenaga kependidikan.

Ia melanjutkan setelah tim investigasi memperoleh hasil, tidak menutup kemungkinan Kemdikbud akan memanggil pihak sekolah untuk meminta keterangan dan mendalami lebih lanjut, serta memberikan sanksi apabila terbukti kejadian tersebut merupakan kelalaian pihak sekolah.

"Sanksi terberat yang akan diberikan Kemdikbud berupa pencabutan izin sekolah. Sedangkan sanksi ringan yang diberikan berupa catatan-catatan untuk pihak sekolah, hal mana saja yang harus diperbaiki dalam manajemen sekolah," katanya.

Hal yang terpenting untuk dilakukan sekarang ini, katanya, adalah memberikan terapi psikologis kepada siswa yang menjadi korban kekerasan seksual sehingga dapat menyembuhkan rasa traumatik yang dialaminya.

"Kami menyampaikan ke sekolah-sekolah internasional untuk tetap waspada. Meskipun fasilitas dan sistem sudah bagus, tidak serta merta memberikan jaminan keamanan dan perlindungan. Karena itu teliti, dan ajak semua komponen sekolah untuk ikut menciptakan sistem yang baik," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement