Selasa 15 Apr 2014 20:00 WIB

Kepala Daerah Jangan Politisasi Ujian Nasional

  Mendikbud Muhammad Nuh (kedua kanan) bersama Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh (tengah) meninjau persiapan Ujian Nasional (UN) di SMAN 35, Jakarta Pusat, Ahad (13/4). (Republika/ Yasin Habibi)
Mendikbud Muhammad Nuh (kedua kanan) bersama Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh (tengah) meninjau persiapan Ujian Nasional (UN) di SMAN 35, Jakarta Pusat, Ahad (13/4). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta para kepala daerah tidak mempolitisasi Ujian Nasional (UN) di semua jenjang pendidikan. "Para kepala daerah jangan politisasi UN, kami akan memantau secara ketat pelaksanaan UN dari kemungkinan praktek politik praktis kepala daerah," kata Kepala Ombudsman Perwakilan NTB Adhar Hakim, di Mataram, Selasa (15/4).

Ombudsman juga meminta tidak mengkait-kaitkan target kelulusan siswa dalam UN dengan agenda "branding" keberhasilan politik kepala daerah. "Sudah menjadi rahasia umum selama ini terkesan kelulusan dipaksakan seratus persen dengan cara-cara yang tidak patut," ujarnya.

Menurut Adhar Hakim, target pencapaian kelulusan UN selama ini sering dikaitkan dengan agenda politik praktis kepala daerah. Akibatnya dalam praktik sering terjadi "mark up" nilai siswa peserta ujian hingga tersebarnya lembar-lembar jawaban dan cara-cara illegal ianya.

"Cara-cara seperti itu sama sekali tidak mendidik," ujar mantan wartawan NTB itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement