Rabu 02 Apr 2014 15:29 WIB

Anak Putus Sekolah Capai 7,39 Juta

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Anak  harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi
Anak harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (PAUDNI)  Lydia Freyani Hawadi mengatakan, Ditjen PAUDNI telah menyiapkan bantuan program ketrampilan bagi anak putus sekolah, anak  menganggur dari kalangan yang tidak  mampu. Mereka ini perlu diberi pendidikan ketrampilan.

"Anak-anak putus sekolah ini jumlahnya besar, 7,39 juta orang dari total angkatan kerja 118, 192 juta jiwa.  Pengangguran ini kebanyakan di Pulau Jawa sebesar 65,03 persen, selebihnya di Sumatera 20,3 persen, Sulawesi 5,06 persen, Kalimantan 4,52 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3 persen, Maluku dan Papua 2,09 persen," kata Lydia, Rabu, (2/4).

Untuk mengatasi permasalahan ini, ujar Lydia, pihaknya telah menyiapkan bantuan program pendidikan ketrampilan kepada 53.777 peserta didik yang terdiri dari program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) sebanyak 29.750 orang, program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) sebanyak 12.665 orang, bantuan Desa Vokasi bagi 11.362 orang.

Program PKH, ujar Lydia, dilaksanakan untuk memberikan bekal pendidikan ketrampilan bagi masyarakat yang diarahkan untuk bekerja. Sebelumnya program ini hanya diberikan pada  29.000 orang, tahun ini ada penambahan bagi 750 orang.

Bantuan PKM, terang Lydia, diberikan kepada anak  yang menganggur agar mereka bisa berwirausaha dan mencari nafkah sendiri. Wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,56 persen, ini sangat sedikit dibanding Malaysia yang mencapai 5 persen dan Singapura 7 persen.

Bantuan desa vokasi, lanjut Lydia, diberikan untuk melatih ketrampilan agar mampu mandiri. Misalnya meningkatkan potensi di desa tertentu.

"Di desa tertentu ada pengrajin sepatu, misalnya  10 orang. Maka masing-masing  pengrajin diberi Rp 1,6 juta untuk memberdayakan potensi kerajinan desa setempat,"ujar Lydia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement