Senin 11 Nov 2013 19:25 WIB

Ini Penyebab Pengangguran Lulusan SMK Tinggi

Rep: Fenny Melisa/ Red: Heri Ruslan
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Pengembangan SMK Kemdikbud Mustaghfirin mengungkapkan penyebab cukup tingginya angka penggangguran lulusan SMK berdasarkan lansiran BPS Agustus 2013 lalu.

Menurutnya, penyebab masih banyaknya lulusan SMK yang menganggur dikarenakan mereka masih menunggu ijazah yang dikeluarkan dari pihak sekolah.

"Mereka belum bisa bekerja karena menunggu ijazahnya keluar," kata Mustaghfirin Senin (11/11).

Mustaghfirin menuturkan lulusan SMK sebenarnya sudah bisa bekerja sejak bulan kelulusan yaitu Juni. Akan tetapi, karena ijazah mereka belum dikeluarkan pihak sekolah maka mereka harus menunggu beberapa bulan.

"Juni-Juli-Agustus sebenarnya sudah banyak yang bekerja. Tapi mereka menunggu ijazah," kata Mustaghfirin.

Mustaghfirin menuturkan, umumnya lulusan SMK menganggur karena menunggu ijazahnya keluar. Mereka menunggu sekitar 2 hingga 6 bulan. Selama itu, jika ada tawaran bekerja, para lulusan SMK belum dapat mengisi lowongan pekerjaan tersebut.

"Sekitar bulan September-Oktober lulusan SMK biasanya sudah bekerja. Jadi, kalau ada survei mengatakan pengangguran lulusan SMK tinggi mungkin saat survei dilakukan sekitar bulan Juni-Agustus di mana pada masa itu para lulusan masih menunggu ijazah," kata dia.

 

Lebih lanjut Mustaghfirin menilai tingginya pengangguran lulusan SMK bukan dikarenakan tidak memiliki ketrampilan atau tidak adanya lowongan pekerjaan di perusahaan.

Ia memastikan setiap lulusan SMK memiliki keahlian spesifik. Sehingga jika tidak diterima bekerja pun dapat berwirausaha.

Ia pun mengungkapkan setiap tahunnya terdapat 1,1 juta lulusan SMK. 10 persen dari jumlah tersebut memilih untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi, 2-5 persen berwirausaha, dan 70-75 persen sudah bekerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement