Rabu 21 Aug 2013 13:28 WIB

Kadisdik Kota Sukabumi Dukung Uji Keperawanan Bagi Pelajar Perempuan

Tes Keperawanan tak proporsional
Tes Keperawanan tak proporsional

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI --  Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Ayep Supriatna mengatakan tes atau uji keperawanan bagi para pelajar perempuan agar dilakukan secara rahasia untuk menjamin privasi.

"Kami mendukung adanya uji keperawanan tersebut untuk antisipasi semakin parahnya perilaku seks bebas di kalangan pelajar, tetapi dalam pengujiannya harus benar-benar dirahasikan sehingga rekan satu dengan yang lainnya tidak mengetahui hasil tersebut," kata Ayep, Rabu.

Menurut dia, dengan pengujian secara rahasia ini si pelajar yang nantinya terbukti tidak perawan lagi tetap bisa mendapatkan hak pendidikannya dan tidak menjadi bahan pergunjingan sesama rekannya yang akan merusaka psikologis dan privasi yang akibatnya si pelajar tersebut minder dan malu untuk pergi ke sekolah.

Uji keperawanan ini akan dilakukan oleh pihaknya sewaktu-waktu namun untuk waktu dan tempatnya akan dikoordinasikan dahulu, selain itu teknis pengujiannya pun perlu dibahas jangan sampai ada pelajar yang khawatir sehingga tidak bisa konsentrasi dalam belajarnya karena takut dengan hasil pengujian tersebut.

"Uji keperawanan ini bukan berarti ingin membuka privasi seorang pelajar, tetapi lebih ditekankan kepada antisipasi pergaulan bebas, karena arti keperawanan sampai saat ini masih sakral dan harus dijaga hingga saatnya nikah nanti," tambahnya.

Ayep mengatakan walaupun keperawanan merupakan hak pribadi perempuan tetapi dan uji keperawanan ini bisa saja melanggar hak asasi, tetapi saat ini maraknya kasus prostitusi di kalangan pelajar membuat pihaknya khawatir ada pelajar di Kota Sukabumi yang terjerat kasus seperti itu.

Tapi, uji keperawanan ini harus dilihat dari segi sisi positifnya yang tujuannya agar seluruh pelajar tidak terjerumus ke hal yang negatif seperti seks bebas, karena yang akan dirugikan pasti pihak perempuan dan jika terjadi hamil di luar nikah yang akan menjadi korban adalah anaknya.

"Maka dari itu, sebelum melakukan uji keperawanan ini kami akan berkoordinasi dengan seluruh intansi terkait dan menerima masukan dari pihak untuk mengetahui apa dampak positif dan negatifnya jangan sampai ada pelajar yang terbukti tidak perawan diketahui oleh umum yang bisa mempengaruhi masa depannya," kata Ayep.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement