Rabu 15 May 2013 13:11 WIB

Alumni SMANSA Gelar Reuni

Rep: irwan kelana/ Red: Damanhuri Zuhri
reuni SMA 1 Depok
Foto: foto irwan kelana
reuni SMA 1 Depok

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -– Para alumni SMA Negeri I (SMANSA) Depok, Jawa Barat, lulusan tahun 1984 menggelar reuni dan temu kangen dengan sesama alumni dan guru. Acara tersebut diadakan di SMP IT Ummu’l Qurro, Beji, Depok, Ahad (12/5).

“Reuni ini merupakan wadah silaturahim dan kesempatan untuk melepas kangen kami dengan para Bapak dan Ibu Guru setelah hampir 30 tahun tidak pernah bertemu,” kata Ketua Panitia Wahdiat Fauzi.

Salah satu penggagas acara tersebut, Tejaningsih mengatakan, kegiatan tersebut sekaligus menjawab keinginan dari para alumni maupun sejumlah guru agar diadakan reuni dan temu kangen.

Maklum saja, setelah berlalu hampir 30 tahun, sebagian guru ada yang sudah pensiun atau mendekati pensiun (usia 60 tahun).

Sementara itu, para alumni pun rata-rata berusia sekitar 48-49 tahun. Jadi sudah tidak muda lagi. “Kita semua sudah kangen sekali untuk bertemu. Kita sangat rindu dengan Ibu dan Bapak Guru, sebab sudah hampir 30 tahun tidak pernah berjumpa,” tuturnya.

Tak pelak, acara reuni diwarnai binar kebahagiaan sekaligus keterharuan. Apalagi ketika semua guru yang hadir – Abung, Yusuf, Dana Wardana, Yetty Darliaty, Yetty Wiyanti, Ratnaningsih, dan Nerita – tampil ke panggung memberikan sambutan.  Hampir semua guru tak mampu menahan isak tangis.

“Sejumlah angkatan mengadakan reuni dan mengundang Ibu, namun baru angkatan 84 ini ibu bisa menghadiri undangan,” kata Nerita, guru Bahasa Inggris.

“Ibu sulit berkata apa-apa. Ibu sangat terharu,” kata Yetty Darliaty, guru Kimia. “Kalian adalah angkatan terbaik,” timpal Yeye, guru Geografi. “Semoga kalian makin sukses,” kata Yetty Wiyanti, guru Biologi.

“Maafkan kalau Ibu suka bersikap galak dan tegas kepada kalian, semata-mata agar kalian sukses,” kata Ratnaningsih, guru Bahasa Indonesia memberi sambutan.

“Terima kasih kalian masih mengingat kami, guru-guru kalian,” kata Abung, guru Geografi. “Kalian harus selalu meningkatkan ibadah kepada Allah,” tutur Yusuf, guru agama.

“Kami berharap, agar setelah ini ada reuni seluruh angkatan. Kemudian ada langkah nyata, misalnya membentuk yayasan atau badan usaha yang bisa membantu sesama alumni yang memerlukan bantuan,” kata Dana Wardana, guru Kimia mengusulkan.

Suasana bertambah syahdu, saat salah seorang alumni bernama Bardi membacakan puisi  yang mengisahkan ketulusan pengabdian seorang guru untuk murid-murinya berjudul “Tugu Itu”.

 

Tugu itu masih seperti dulu

Tetap tegar  walau   dihempas waktu

Sudah tak terhitung berapa orang lalu

Mengambil suluh dari cahayamu

 

 

Kasihmu seperti laut tak bertepi

Lihatlah murid-muridmu ini

Ada yang ngocol seperti Muhsin dan Bardi

Cerdas dan pintar seperti Asep dan Naba Aji

Flamboyan seperti Thomas dan Fauzi

Sexy seperti Shirley dan Lessy

Ceria dan heboh seperti  Mila dan Vivi

Pendiam seperti Eni  dan Sri

Atau cantik seperti Inu dan Rini

Semua mendapat tempat di hatimu

 

 

Bapak dan Ibu Guru,

Pagi ini saat kubuka jendela

Kulihat tugu itu tersenyum

Di sana terukir wajah teduhmu

Seperti tiga puluh tahun lalu.

 

Tangis pun pecah pada pemuncak acara,  saat para murid dan guru itu bersalam-salaman dan berpelukan, diiringi lagu ”Hymne Guru” dan “Kemesraan”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement