Ahad 28 Apr 2013 23:00 WIB

Orang Tua Jarang Dilibatkan di Penggunaan Dana Bos

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Dana BOS (ilustrasi)
Dana BOS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Bukan hanya transparasi penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang mendapat sorotan. Setelah berjalan lima tahun, tingkat partisipasi masyarakat juga dinilai rendah.

Pnggunaan dana tersebut semestinya melibatkan orang tua siswa sejak perencanaan hingga pelaporan.

"Hasil penelitian Bank Dunia menunjukkan sebagian besar orang tua siswa pernah mendengar adanya program BOS, namun masih sangat sedikit orang tua yang tahu informasi rinci tentang BOS, terutama menyangkut jumlah dana BOS per siswa serta penggunaannya," kata Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Lampung, Juniardi di Bandar Lampung, Ahad (28/4).

Penelitian Bank Dunia itu dilakukan terhadap 3.600 orang tua siswa dari 720 sekolah di sejumlah wilayah di Indonesia.

Hasilnya, sebanyak 71,16 persen orang tua siswa tidak mengetahui laporan BOS, dan 92,65 persen tidak melihat papan pengumuman sekolah tentang penggunaan BOS.

 

Selain itu, sebanyak 89,58 persen orang tua siswa tidak berpartisipasi dalam perencanaan BOS (89,58%), dan memberikan masukan/saran kepada sekolah (89,69%).

Ia menyerukan agar pengelolaan dana BOS lebih transparan untuk mengakomodasi mekanisme keluhan masyarakat.

 

Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah, termasuk penggunaan BOS yang terjadi di sekolah-sekolah masih bersifat dari atas ke bawah.

"Tidak heran jika transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana BOS tidak terwujud," ujar Juniardi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement