Jumat 26 Apr 2013 21:16 WIB

Walikota Surabaya: Bocoran UN SD Jangan Dipercaya

 Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama mengikuti Ujian Nasional yang dimulai hari ini di SMP Negeri 1 Jakarta Pusat, Senin (22/4).    (Republika/Adhi Wicaksono)
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama mengikuti Ujian Nasional yang dimulai hari ini di SMP Negeri 1 Jakarta Pusat, Senin (22/4). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada pimpinan Sekolah Dasar (SD) agar mengingatkan anak didiknya untuk tidak mempercayai bocoran soal Ujian Nasional (UN) untuk SD pada 6-8 Mei 2013.

"Tolong, yakinkan ke anak-anak kita bahwa tidak akan ada bocoran soal. Kalau kita berusaha mendapat bocoran, waktu kita akan tersita, pikiran juga tidak fokus. Saya sudah instruksikan agar digelar ulangan pada setiap minggu sebagai latihan," tegasnya di Surabaya, Jumat.

Dalam acara penandatanganan pakta integritas penyelenggaraan Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013 tingkat SD dan MI Kota Surabaya di Xin Zhong School, Pakuwon City Surabaya, ia menjelaskan kelulusan bagi siswa-siswi SD bukanlah akhir dari kehidupan.

"Karena guru dan kepala sekolah hendaknya tidak membiasakan anak-anak meraih sesuatu dengan cara yang mudah, seperti halnya dengan membiarkan siswa/siswi contek-contekan," katanya.

Wali kota mewanti-wanti agar para murid juga tidak melakukan hal-hal yang ilegal. Untuk itu, pihaknya berharap agar kasus contek massal UN yang terjadi di SDN Gadel II pada dua tahun lalu tidak boleh lagi terulang.

"Anak-anak kita harus diajarkan pendidikan karakter bahwa kalau mereka ingin sukses, mereka harus bekerja keras dengan cara belajar dan tidak percaya pada hal-hal yang tidak legal. Karena kalau terbiasa seperti itu, dampaknya bisa panjang karena persaingan ke depan lebih berat. Jangan percaya contekan," pesan wali kota.

Risma juga mengingatkan agar kepala sekolah datang paling pagi ketika hari pertama dan hari kedua pelaksanaan UN SD nanti, termasuk juga pengawas, diingatkan untuk menciptakan suasana tenang yang berarti damai tetapi bukan kompromi.

"Jaga suasana, terutama di hari pertama dan kedua, supaya anak-anak tenang sampai hari ketiga. Buat anak-anak tidak panik. Karena kalau panik, kapasitas mereka brkurang 50 persen," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, M. Ikhsan menambahkan pelaksanaan pakta Integritas ini digelar agar segenap elemen siap melaksanakan UN dengan jujur dan lancar.

Apalagi, lanjut dia, pelaksanaan UN SMA dan SMP secara umum juga berjalan lancar meski ada isu kebocoran soal. "Kita harapkan, UN SD yang dimulai tanggal 6 Mei nanti juga berjalan lancar. Guru-guru harus membuat hati anak-anak kita tenang," ujar Ikhsan.

Beberapa poin dalam penandatanganan pakta integritas tersebut yakni kepala sekolah diminta sanggup unuk meningkatkan kualitas, aksebilitas dan kredibilitas penyelenggaraan UN unuk peningkatan mutu pendidikan.

Selain itu, juga sanggup untuk melaksanakan tugas dan menyukseskan penyelenggaraan UN tingkat kota Surabaya

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement