Rabu 10 Apr 2013 13:35 WIB

Pengamat: Ujian Nasional Berpotensi Dimanfaatkan Oknum Politisi

Ujian Nasional (ilustrasi).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ujian Nasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ujian nasional (UN) berpotensi menjadi sasaran empuk bagi oknum yang ingin mencari popularitas sebagai pencitraan untuk kepentingannya, kata Pengamat pendidikan Bengkulu Prof H Rambat Nur Sasongko, Rabu.

Penyelenggaraan UN 2013 ini berpotensi dimanfaatkan oknum politisi yang akan ikut dikancah pemilu tahun 2014, katanya lagi. Untuk itu Rambat Nur Sasongko mengharapkan penyelenggaraan UN yang pada 15 April nanti terbebas dari faktor kepentingan.

"Kita berharap tidak ada bentuk campur tangan pihak luar terhadap penyelenggaraan UN. Seyogyanya anak-anak yang ikut UN jangan diganggu karena kita harus mengutamakan aspek psikologis sang anak," kata dia saat ditemui di Universitas Bengkulu.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu itu menyatkan, campur tangan pihak luar dalam penyelenggaraan UN akan merugikan anak-anak. Dampaknya, siswa berpotensi tak mendapatkan hasil maksimal.

Adanya peninjauan ke lokasi ujian oleh oknum-oknum yang memanfaatkan momentum UN sebagai bentuk pencitraan atau pun mencari popularitas, menurut dia, merupakan salah satu bentuk campur tangan pihak luar.

"Mereka yang datang dan masuk ke ruangan siswa yang sedang ujian akan menganggu anak, apalagi sampai 'shooting video' maupun foto-foto. Anak-anak seharusnya ujian tanpa beban mental, kondisi fisik harus prima termasuk psokologis si anak," kata dia.

Sebagai langkah antisipasi agar UN terbebas dari campur tangan pihak luar, dia mengatakan Pemerintah dan Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) harus proaktif mensosialisasikan aturan dari penyelenggaraan UN.

"Yang terpenting, aturan harus disosialisasikan. Walaupun dijaga dengan ketat, kalau tidak mengetahui aturan mereka tetap saja masuk, meninjau ujian boleh saja tetapi jangan mengganggu," kata dia.

UN dibutuhkan untuk mengukur daya serap siswa yang akan menentukan kelulusan sesuai standar kelulusan. "Dengan rangkaian uji tersebut ujian nasional dapat mengukur dan menggambarkan kompetensi lulusan," kata dia.

Dibalik berbagai hal positif dari UN tahun 2013, Rambat juga memaparkan kelemahan dari sistem UN yang menurutnya hanya terukur pada materi pelajaran semata.

"Pada Ujian yang diuji hanya pada aspek kognitif saja, sedangkan aspek afektif dan keterampilan kurang terukur sehingga tidak menggambarkan kemampuan individu secara integral," kata dia.

Menurut dia hal tersebut hanya melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan ujian dalam bentuk materi sedangkan keterampilan anak dalam menyelesaikan masalah tidak terukur sama sekali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement