Ahad 10 Mar 2013 17:29 WIB

Kurikulum 2013 Disiapkan Sejak Tahun 2011

Kurikulum 2013
Kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan Kurikulum Tahun 2013 dibuat tidak dengan tergesa-gesa tetapi telah dikaji sejak tahun 2011.

Menurut M Nuh di Pontianak, Minggu, tahapan-tahapannya sudah disiapkan sejak dua tahun lalu bahkan kurikulum baru tersebut seharusnya udah diterapkan sejak tahun lalu.

"Nanti mulai pertengahan Juli 2013 sudah mulai diterapkan," ujar dia.

Ia melanjutkan, masih ada beberapa bulan yang dapat dimaksimalkan untuk sosialisasi, penyiapan tenaga guru dan buku pelajaran. "Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) juga sudah ada, dan di DPR pada awal 2012 sudah mulai dibahas," kata dia.

Ia menjelaskan, ada sejumlah keunggulan dari Kurikulum Tahun 2013. Diantaranya dari pola pikir. Di Kurikulum KTSP, mata pelajaran ditentukan dulu untuk menetapkan standar kompetensi lulusanm

Di Kurikulum Tahun 2013, pola tersebut dibalik dimana isinya lebih utuh dengan pendekatan yang berbasis kreativitas sehingga siswa tidak terjebak pada hafalan. "Ke depan, kreativitas yang menjadi andalan. Di Kurikulum Tahun 2013 ditekankan pada penguatan karakter," katanya.

Di dalam pendidikan, ada tiga kompenen utama yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap. "Sikap ini kita yang lemah. Bayangkan di perguruan tinggi ada tawuran," kata M Nuh.

Ia menambahkan, dalam mendesain kurikulum harus berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP hingga SMA.

Sedangkan untuk penguatan guru, dilakukan pada saat libur sekolah dengan pertimbangan efektivitas. Ia optimistis kurikulum itu bisa diterapkan pada Juli di seluruh Indonesia termasuk untuk anggaran.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Alexius Akim mengatakan Kalbar siap melaksanakan Kurikulum Tahun 2013.

"Kita akan menerapkan kurikulum itu sebaik-baiknya. Mengapa ini dilakukan karena sudah sepakat kurikulum 2013 ini memang sudah cukup memadai dan mewakili kebutuhan sekarang,'' katanya.

Pada tahap awal, ada 30 persen sekolah yang terkena dampak perubahan. Akim menambahkan, pihak kabupaten/kota yang menentukan sekolah mana dulu yang akan kena.

Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengatakan, Indonesia sudah mengalami beragam perubahan kurikulum.

Ia melanjutkan, ada sejumlah pertimbangan kurikulum terus berubah. Yakni, tantangan masa depan seperti arus globalisasi, masalah lingkunga hidup, kemajuan teknologi informasi, konsekuensi pengetahuan, teknologi dan ekonomi.

Kemudian, kompetisi masa depan yang harus menuntut kemampuan komunikasi, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral, menjadi warga negara yang efektif, kemampuan untuk mengoreksi dan toleran.

Lalu, fenomena sosial yang muncul seperti perkelahian pelajar, narkotika, korupsi dan lain sebagainya. "Pendidikan selama ini selalu menitik beratkan aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter," kata Christiandy Sanjaya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement