Rabu 06 Mar 2013 20:50 WIB

Buku Kurikulum 2013 untuk SD Gratis

Rep: Fenny Melisa/ Red: Djibril Muhammad
Sekolah Dasar
Foto: Musiron/Republika
Sekolah Dasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana akan mencetak 28.779.198 eksemplar buku Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

Direktur Pembinaan SD, Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas), Kemendikbud, Ibrahim Bafadal, menuturkan 28 juta ekslempar buku tersebut akan diberikan secara gratis.

"Pemberian buku secara gratis karena sekolah tidak ada anggaran khusus buku. Sedangkan BOS hanya untuk biaya operasional. Disamping untuk mempermudah proses implementasi Kurikulum 2013," ujar Ibrahim saat dihubungi Rabu (6/3).

Ibrahim mengungkapkan rincian 28 juta ekslempar buku yang akan dicetak tersebut yaitu buku untuk siswa, buku pegangan guru, buku agama, buku pegangan guru agama, dan buku pegangan Kurikulum 2013 untuk kepala sekolah.

"28 juta itu termasuk  buku cadangan sekitar lima persen yang akan ditaruh di perpustakaan sekolah. Buku cadangan untuk antisipasi jika ada siswa yang tidak membawa buku atau ada siswa yang pindah sekolah. Biaya mencetak buku-buku tersebut berasal dari APBN," tutur Ibrahim.

Menurut Ibrahim, buku untuk siswa yang dicetak berupa buku tematik untuk kelas I dan kelas IV. "Tidak semua SD mendapat buku Kurikulum 2013 karena penerapan Kurikulum 2013 hanya 30 persen saja dari total SD yang ada di Indonesia," katanya.

Ibrahim mengungkapkan 28 juta buku yang akan dicetak tersebut belum pasti. Kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah. "Mungkin masih akan bertambah, karena ada daerah yang belum memberikan verifikasi data," tutur Ibrahim.

Ibrahim mengatakan saat ini proses buku Kurikulum 2013 sudah sampai tahap finalisasi di Puskurbuk Kemendikbud dan akan segera dilelang jika sudah siap dicetak. "Kami pastikan Juni 2013 buku Kurikulum 2013 sudah siap," ujarnya. 

Sedangkan dummy atau buku contoh, Ibrahim mengatakan, akan selesai pada awal bulan Maret ini. "Jadwal tersebut memang sedikit terlambat dari target awal, yakni akhir Februari. Keterlambatan itu merupakan hal yang wajar. Karena untuk membuat buku SD membutuhkan kecermatan, utamanya pada tahap review. Diharapkan, buku-buku tersebut nantinya dapat digunakan untuk jangka waktu lama," ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim pembuatan buku SD harus cermat dan konsekuensinya kecermatan membutuhkan waktu. Beberapa konten di buku SD, tutur Ibrahim,  harus direvisi atau diperbaiki setelah dibuat oleh para penulis. "Kami harap buku itu bisa sampai sepuluh tahun kalau dibuat dengan kecermatan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement