Senin 18 Feb 2013 11:43 WIB

748 Anak di Payakumbuh Ikuti Pendidikan Inklusif

Guru mengajarkan muridnya
Foto: Antara
Guru mengajarkan muridnya

REPUBLIKA.CO.ID,PAYAKUMBUH--Sebanyak 748 orang anak di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, mengikuti pendidikan Inklusif (khusus bagi mereka yang berkebutuhan khusus) setara dengan siswa biasa, kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Hasan Basri, Senin.

Ia mengatakan bahwa ke 748 orang anak berkebutuhan khusus itu sebanyak 666 di tingkat sekolah dasar, 10 pelajar Madrasah Ibtidaiyah, 62 pelajar SLTP, 3 pelajar SMAN, 3 SMKN, dan 2 Madrasyah Aliyah.

Dia mengatakan semua siswa berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dengan siswa lain, apalagi Payakumbuh telah menyatakan diri sebagai kota pendidikan inklusif.

"Artinya semua sekolah yang ada di Payakumbuh harus menerima siswa berkebutuhan khusus yang mendaftar ke sekolah tersebut sesuai persyaratan," kata dia.

Dia menyebutkan, saat ini sudah ada 29 SD, 4 SLTP dan 4 SLTA yang menjadi sekolah inklusif di Payakumbuh. Sekolah itu didukung 720 guru yang telah dilatih untuk berhadapan dengan siswa inklusif.

Selain itu, di Payakumbuh juga telah ada Pokja Pendidikan Inklusif yang bekerja untuk mengawasi suksesnya Payakumbuh sebagai kota pelopor pendidikan inklusif di Indonesia.

Ketua Pokja Pendidikan Inklusif Kota Payakumbuh Dewi Marza mengatakan pihaknya bersama Pemkot Payakumbuh terus berusaha untuk memberikan pendidikan yang setara pada siswa inklusif di Payakumbuh.

"Kita melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat bahwa siswa berkebutuhan khusus ini juga memiliki potensi seperti siswa lain sehingga berhak mengenyam pendidikan yang sama dengan siswa normal lainnya,"kata dia.

Menurut dia, Pokja Pendidikan Inklusif Payakumbuh juga berperan memberikan pelatihan pada 720 guru tentang pengetahuan inklusif agar dapat berhadapan dengan siswa inklusif.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Pokja Pendidikan Inklusif Payakumbuh bersama Pekerja Sosial Masyarakat setempat, di Payakumbuh saat ini masih ada sebanyak 754 orang anak berkebutuhan khusus dari keluarga kurang mampu yang tidak bersekolah.

"Dari 754 anak itu, 494 di antaranya pernah sekolah pada semua tingkatan pendidikan. Tapi, karena kekurangan biaya, kenakalan anak atau karena alasan lainnya, membuat mereka akhirnya drop out (DO).

Sementara 260 anak lagi orang tuanya memiliki kemampuan namun belum pernah mengecap pendidikan sama sekali," kata Dewi.

Dewi mengatakan, hal itu akan menjadi pekerjaan rumah Pokja Pendidikan Inklusif Payakumbuh ke depan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement