Selasa 12 Feb 2013 09:16 WIB

Kemdikbub akan Tekan Angka Putus Sekolah

Mendikbud Muhammad Nuh
Foto: Republika
Mendikbud Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus memperbaiki mekanisme penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan bantuan siswa miskin (BSM). Perbaikan tersebut salah satu upaya untuk memangkas angka putus sekolah.

Dari data Kemdikbud, saat ini tercatat sebanyak delapan juta anak penerima BSM, dengan total alokasi anggaran Rp 4 triliun, dari siswa SD hingga SMA/SMK. Meski demikian, masih ada anak-anak di SD yang drop out, atau sudah lulus SD tapi tidak melanjutkan ke SMP, hingga SMA.

“Apa yang sekarang kita lakukan, belum cukup nampaknya dengan menyiapkan BOS dan BSM,” kata Mendikbud pada pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013, di Depok,Bogor.

Ke depan, Kemdikbud akan mengintegrasikan data penerima BSM dari SD, SMP, dan SMA. Siswa penerima BSM yang telah lulus SD tidak perlu khawatir lagi tentang biaya sekolahnya di SMP dan SMA. Bahkan, jika siswa tersebut mumpuni secara akademik, maka otomatis di perguruan tinggi juga bisa tetap melanjutkan pendidikannya.

Untuk Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Mendikbud mengatakan, pemerintah telah membangun autis center di lima lokasi. Pembangunan ini akan terus dilakukan hingga semua daerah memiliki fasilitas tersebut. Demi mewujudkan harapan tersebut, pemerintah pusat menggandeng pemerintah daerah untuk menyiapkan lahannya. “Syaratnya sederhana, siapkan tanah yang bersertifikat. Kita berikan dukungan,” kata Menteri Nuh.

Dan untuk pendidikan tinggi, pembangunan perguruan tinggi di pelosok-pelosok negeri terus dilakukan. Baik pembangunan universitas, akademi komunitas, maupun institut. “Kita bangun PTN yang ada di pelosok-pelosok, untuk memastikan negara hadir disana,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement