Jumat 04 Jan 2013 16:55 WIB

Madrasah Kesulitan Akses Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Belajar

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
Siswa madrasah (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siswa madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Tidak semua sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa memiliki akses yang mudah terhadap berbagai bantaun bagi peningkatan sarana dan prasarana belajar di sekolah tersebut.

Ada beberapa sekolah terutama Madrasah yang mengalami kesulitan dalam akses bantuan tersebut. Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Ngloro, Saptosari, Gunungkidul dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Trukan, Karangasem, Paliyan Gunungkidul.

Menurut Kepala Sekolah MIN Ngloro, Saptosari, Gunungkidul, Suryanto dana bantuan untuk fasilitas sekolah sulit diakses baik dari APBN maupun APBD. "Kita sudah berkali-kali mengajukan untuk bantuan pengadaan internet dan labolatorium tetapi tetap saja sulit," terangnya, Jumat (4/1).

Akibatnya, hingga detik ini sekolah yang terletak di  Desa Gebang, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul ini belum memiliki internet sama sekali. Hal yang sama juga terjadi di MIM Trukan. Hingga detik ini sekolah yang berada di Dusun Trukan, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul ini belum memiliki internet juga.

Bahkan komputer di sekolah itu hanya ada dua unit. "Sudah masukin proposal kemana-mana tetapi sulit juga," tegas Suroyo Kepala Sekolah MIM Trukan.

Sementara itu Koordinator Bantuan Operasional Sekolah (BOS) DIY, Singgih Suhartaya mengatakan, madrasah di DIY memang tidak ada yang memperoleh dana BOS dari daerah (BOSda.Dana tersebut hanya diperuntukkan bagi sekolah-sekolah non madrasah.

"Madrasah memang tidak dapat dari BOS daerah tetapi dapat BOS dari APBN melalui Kementrian Agama," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement