Kamis 27 Dec 2012 16:38 WIB

Wow, Pendapatan Mahasiswa Yogya Rp 1 Trilun per tahun

Rep: Neni Ridarineni / Red: Citra Listya Rini
Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini Yogyakarta dinyatakan termasuk salah satu 10 provinsi termiskin di Indonesia. Namun, di balik itu ternyata pendapatan mahasiswanya kalau dijumlah bisa mencapai Rp  1 triliun per tahun lewat usaha bisnis online.

Hal itu dikemukakan Ketua STMIK AMIKOM, M. Suyanto dalam acara Pengarahan Gubernur tentang Keistimewaan DIY, di Gedung Pracimosono Kepatihan Yogyakarta, Kamis (27/12). 

Data tersebut, dia dapatkan saat melakukan penelitian terhadap sejumlah mahasiswa terutama di STMIK AMIKOM. Data tersebut, kata dia, bisa diperoleh di Kantor Pos Besar Yogyakarta, tempat mereka melakukan transaki pengiriman barang maupun uang.

Menurut Suyanto bisnis online yang mereka lakukan dengan banyak cara, antara lain dengan advertising (iklan) melalui blog. Mereka bekerja sama dengan perusahaan besar diantaranya  google, double click, american online dan lainnya;  dengan affiliate programme atau menjual produk orang lain dan membuat ulasan tentang suatu produk.

Di samping itu, kata dia menambahkan, para mahasiswa berjualan melalui online. ''Pengguna internet di dunia ini sebanyak 2,4 miliar  sehingga ini merupakan pangsa yang menggiurkan. sekarang banyak mahasiswa yang tinggalnya di kos-kosan tetapi bayarnya dollar. Untuk beberapa bisnis seperti affliliate programme mereka tidak perlu modal.

Dikatakan Suyanto, usaha para mahasiswa tersebut memang tidak terdeteksi karena mereka bekerja sendiri tidak mendirikan perusahaan berupa PT maupun CV. Karena itu tidak mengherankan jika mahasiswa yang melakukan bisnis online tersebut pendapatannya bisa lebih dari Rp 10 juta per bulan.

Bahkan, ada yang Rp 35 juta – Rp 100 juta melalui project-project dari luar negeri. Namun dia mengaku belum bisa mendata berapa banyak mahasiswa yang melakukan bisnis online di Yogyakarta.

Menurut Suyanto, sebetulnya bisnis online itu mudah diajarkan dan dikerjakan dan yang paling diperlukan adalah kejujuran dan kedisiplinan. Karena itu dia mengusulkan supaya pemerintah mulai mengimplementasikan hal tersebut kepada masyarakat khususnya para wirausahawan muda.

Karena pola penjualan melalui internet bisa menjadi salah satu cara pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Bahkan penjualan lewat internet bisa dimanfaatkan oleh para pengrajin. ''Saya bisa mengajari bagaimana cara menjualnya,''kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement