Ahad 09 Dec 2012 10:46 WIB

Beberapa Guru Resah Kehilangan Pekerjaan

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: M Irwan Ariefyanto
Seorang guru saat membimbing siswanya (ilustrasi).
Foto: Antara/Anang Budiono
Seorang guru saat membimbing siswanya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Perubahan kurikulum 2013, agaknya menimbalkan kereseahan bagi beberapa guru. Mereka merasa khawatir kehilangan 'job' mengajar, apalagi mereka sudah terspesialisakan ke bidang pelajaran tertentu.

Begitulah yang dirasakan Kanoda, guru SMP Negeri I Praya, Kabupaten Lombok. Di sela acara uji publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Mataram, NTB, Sabtu (8/12) lalu, Kanoda blak-blakan mengungkapkan kegalauannya. Kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Kanoda pun curhat.  

Selama ini, Kanoda menjadi guru yang mengajarkan mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Sementara, dia khawatir, jika mata pelajaran tersebut terintegrasikan ke mata pelajaran lain, maka dia akan mengajar apa. Kanoda takut akan dipensiunkan. ''Saya sudah terspesialisasi mengajar TIK, lalu nanti nasib saya bagaimana pak?'' tanyanya  kepada Mendikbud.

Selain mengajar TIK, Kanoda mengaku juga menjadi guru Bimbingan dan Konseling. Menanggapi hal itu, Mendikbud mengatakan, sebetulnya TIK serta bimbingan dan konseling adalah sesuatu yang baru. Sehingga kemampuan dasar guru tersebut pastilah bukan di TIK.  ''Kalau mengajar TIK, pasti bapak bisa Matematika. Jadi jangan berpikir rasa-rasanya sempit banget,'' ujar M Nuh.

Menurutnya, TIK memang bukan subjek yang akan diajarkan ke depan. Karena saat ini, anak-anak sudah semakin melek dengan teknologi informasi. Anak-anak ke depannya nanti, kata M Nuh, tidak peru lagi diajar membuat email, mengakses internet, karena pelan-pelan sudah melek internet.

Kegalauan Kanoda yang mengatakan, dirinya mengajar TIK karena berdasaran Peraturan Menteri, dengan santai M Nuh menjawab, nanti akan ada Permen lagi. ''Permen bisa diubah, karena Permen dan PP (peraturan pemerintah) disusun pada saat itu. Sekarang zamannya sudah berubah. Jadi tidak usah khawatir apakah harus dipensiun dini, tetap saja mengajar,'' kata M Nuh.

Mendikbud menyemangati guru-guru yang selama ini mata pelajarannya akan diintegrasikan. Menurutnya, ada banyak job yang bisa diisi. Salah satunya ekstra kurikuler.

Apalagi, mulai saat ini, ekstra kurikuler harus dihitung sebagai jam pelajaran. Ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak ada yang terdiskriminasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement