Jumat 05 Oct 2012 19:08 WIB

Aku Bukan yang Terbaik

Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tumpukan surat berlembar-lembar bahkan berpuluh-puluh lembar menggeletak disamping meja kerjaku. Semuanya menarik untuk dibaca dan semuanya berisikan masalah. Masalah dan masalah orang-orang, ada sekitar 821 pertanyaan yang aku himpun sementara baru 646 yang aku jawab. Aku tersenyum dalam hati. 

Begitu banyak orang mempercayakan masalahnya untuk aku tanggulangi namun aku tetap punya semangat. walau belum tentu yang aku pikirkan itu benar, namun aku berusaha menghayati apa yang jadi masalah mereka dan membayangkan kalau aku jadi mereka. Namun aku juga tahu, dengan membaca bahwa masalah mereka ada yang bantu saja, itu merupakan ketenangan bagi mereka yang punya masalah. Paling tidak ada orang yang bisa berbagi, walaupun aku tidak kenal dengan semua mereka itu. Aku tetap bertekad untuk membantu mereka memecahkan masalah, sebagai teman sebagai saudara, sebagai apapun namanya.

Aku sebenarnya juga punya masalah dan masalahnya terlalu berat, sampai aku tidak tahu mau cerita pada siapa. Aku tahu tidak perlu cerita kepada siapa-siapa, toh tidak ada juga solusinya. Aku terlalu percaya bahwa masalah itu ada,  hanya untuk menguji kita, dipikirkan saja, lalu dicari jalan keluarnya. Memikirkan jalan keluarnya step by step lalu dikerjakan, setelah itu pasrahkan kepada Allah dan terus berdoa. Kemudian letakkan masalah tersebut diluar hati, diluar kepala kita dan laksanakan ibadah sebanyak-banyaknya, berbuat baik sebanyak-banyaknya dan bersedekah sebanyak yang kita mampu. Aku yakin, masalah akan selesai, entah dengan waktu, entah selesai sendiri, entah memang sudah waktunya selesai. Aku percaya, masalah juga ada expired-nya.

Satu hal lagi yang ingin kukatakan, walaupun dikenal sebagai trainer, penulis, pemecah masalah atau apapun, bukan berarti aku tidak punya masalah juga. Aku juga hanyalah manusia biasa dan masalahku juga sama beratnya dengan masalah para penanya atau para pembaca, namun aku yakin selama masih ada matahari maka masalahku masih ada solusi.

Pesanku: bila orang yang kau anggap tokoh masyarakat, ulama, ustaz, ustazah atau sang konsuler, pahami bahwa merea juga punya masalah pribadi. Mereka juga memiliki sejuta kekurangan. (adv)

 

Fifi.P.Jubilea

Founder and Conceptor of JISC

www.jakartaislamicschool.com

www.mamfifi.com

sumber : JISC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement