Rabu 26 Jun 2019 08:18 WIB

Server SBMPTN Down, Menristekdikti Minta Maaf

Menristekdikti mengakui masih ada kekurangan infrastruktur SBMPTN.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Menristekdikti M Nasir bersama Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya memberikan keterangan pers terkait sertifikasi produk lokal untuk pasar global di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (25/6).
Foto: dok. IHumas BSN.
Menristekdikti M Nasir bersama Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya memberikan keterangan pers terkait sertifikasi produk lokal untuk pasar global di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamamd Natsir mengakui adanya kekurangan infrastruktur dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Ia meminta maaf atas kekurangan sarana prasarana itu.

Ia menyatakan kesalahan hanya terjadi pada awal pelaksanaan SBMPTN. Namun, kini menurutnya pelaksanaan SBMPTN sudah berjalan baik.

Baca Juga

"(Server) Dua hari down saya sadar betul, saya minta maaf kepada rakyat Indonesia. Sekarang sudah jalan dengan baik, relatif di ujian pertama saja gangguan, setelah itu tidak ada masalah dan ini bisa kita monitor hari ke hari, monitor orang per orang. Dari sentra," katanya pada wartawan, Selasa (25/6).

Ia menyanggupi perbaikan sistem SBMPTN secara kontinu. Tujuannya, guna memperbaiki pelayanan bagi masyarakat.

"Teknologi ada namanya continues improvement, perbaikan berkelanjutan. Tidak bisa sistem berjalan begitu saja, ada masalah kita perbaiki," ujarnya.

"Yang penting dalam pelaksanaan kemarin teknologi evaluasinya bagaimana, diselesaikan sudah bisa," tambahnya.

Ia menerangkan, kesalahan sistem sempat terjadi karena lonjakan pengguna internet yang mendaftar SBMPTN. Bahkan pada akhirnya sebagian pendaftar gagal karena pendaftarannya dianggap spam oleh Google.

"Bagaimana saat mendaftar masih susah, karena semua masuk di bak sistem, mengumpul di situ, Google akhirnya bingung, satu hari bisa seribu dua ribu satu alamat yang sama. Itu masalah. Akhirnya dimasukan di spam oleh Google," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement