Senin 20 May 2019 16:22 WIB

Perguruan Tinggi se-Surabaya dan Madura Ajak Warga Bersatu

Ajakan tersebut disampaikan pimpinan 18 perguruan tinggi di Surabaya dan Madura

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Surabaya dan Madura mengajak masyarakat kembali bersatu setelah dilaksanakannya Pemilihan Umum 2019. Ajakan tersebut disampaikan pimpinan 18 perguruan tinggi di Surabaya dan Madura, yang dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Airlangga (Unair), M. Nasih
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Surabaya dan Madura mengajak masyarakat kembali bersatu setelah dilaksanakannya Pemilihan Umum 2019. Ajakan tersebut disampaikan pimpinan 18 perguruan tinggi di Surabaya dan Madura, yang dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Airlangga (Unair), M. Nasih

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Surabaya dan Madura mengajak masyarakat kembali bersatu setelah dilaksanakannya Pemilihan Umum 2019. Ajakan tersebut disampaikan pimpinan 18 perguruan tinggi di Surabaya dan Madura, yang dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Airlangga (Unair), M. Nasih.

Nasih mengajak, masyarakat kembali merekatkan persatuan dan kesatuannya, terutama jelang penetapan Capres-Cawapres terpilih, yang recananya dilakukan pada 22 Mei 2019. Nasih tidak memungkiri adanya situasi hangat di tengah masyarakat, jelang penetapan tersebut. Makanya dia berharap, sikap petinggi perguruan tinggi tersebut bisa didengar dan kembali menyatukan masyarakat.

"Baik yang partainya sama atau beda, agamanya sama atau beda, pilihan presidennya sama tau berbeda, mari kita kembali bersatu padu dalam membangun negara ini demi mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara-negara yang sudah sangat maju," kata Nasih di Kampus C Unair, Surabaya, Senin (20/5).

Nasih kemudian membacakan seruan atau ajakan yang disampaikan petinggi perguruan tinggi di Surabaya dan Madura. Di antaranya mengajak masyarakat menjaga kedamaian, kebersamaan, kesatuan, dan persatuan di antara sesama warga bangsa Indonesia. Nasih juga mengajak masyarakat tidak melakukan tindakan yang berpotensi memecah belah, dan mengadu domba.

"Tidak membuat atau menyebarkan nerita bohong dan fitnah. Tidak mengganggu ketertiban umum. Tidak memaksakan kehendak. Tidak memprovokasi dan terprovokasi," ujar Nasih.

Nasih juga mengajak masyarakat untuk selalu menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah yang didasari nilia-nilai kebajikan, kebijakan, rasionalitas, objektivitas, serta mementingkan kemaslahatan masyarakat dan bangsa Indonesia. Apabila jalan musyawarah tidak mungkin dilakukan, maka hendaknya digunakan mekanisme yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Nasih juga mengajak masyarakat secara berkelanjutan dan bersama-sama, berjuang dan berusaha keras untuk mengembangkan kualitas dna kesejahteraan masyarakat. Mengajak masyarakat untuk mengembangkan inovasi dan teknologi, serta membangun peradaban.

"Untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang berketuhanan, berprikemanusiaan, beradab, bersatu, berdaulat, aman, damai, sentosa, maju, sejahtera, adil, dan makmur, yang sejajar dengan negara-negara maju di dunia," kata Nasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement