Kamis 24 Jan 2019 18:25 WIB

UNS Miliki Tempat Ibadah untuk Enam Agama

Kampus harus menjamin semua umat beragama bisa beribadah dengan mudah

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Ravik Karsidi, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Klenteng Sinar Kebajikan di kompleks peribadatan kampus UNS, Solo, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Binti sholikah
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Ravik Karsidi, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Klenteng Sinar Kebajikan di kompleks peribadatan kampus UNS, Solo, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo segera memiliki tempat ibadah untuk enam umat beragama. Yang terbaru, UNS memulai pembangunan klenteng bagi umat Konghucu.

Peletakan batu pertama pembangunan Klenteng Sinar Kebajikan (Khongcu Bio) dilakukan oleh Rektor UNS, Ravik Karsidi, Kamis (24/1). Klenteng tersebut berlokasi di kompleks peribadatan kampus UNS, tepatnya di sebelah vihara dan pura.

Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, Sumber Daya Manusia (SDM) di UNS harus cerdas secara intelektual dan spiritual. Strateginya, di area kampus harus dijamin semua umat beragama dapat melaksanakan ibadahnya dengan mudah.

"Kami tidak melihat berapa umatnya yang ada di UNS tetapi yang kami lihat keadilan dalam menjalankan ibadah bagi semua umat beragama," terangnya dalam sambutan di acara tersebut.

photo
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Ravik Karsidi, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Klenteng Sinar Kebajikan di kompleks peribadatan kampus UNS, Solo, Kamis (24/1).

Ravik menyebut, hanya enam mahasiswa dan satu dosen di UNS yang tercatat beragama Konghucu. Namun, UNS tetap membangun klenteng karena hak mahasiswa dan dosen tersebut untuk beribadah.

"Oleh karena itu, dengan adanya Klenteng yang akan berdiri di area ini akan menjadi jaminan institusi semua umat beragama yang ada di UNS punya tempat sucinya," imbuhnya.

Dia menambahkan, rencana pembangunan Klenteng sudah cukup lama prosesnya karena harus berkoordinasi dengan komunitas Tionghoa di Solo. Dia mengklaim, klenteng tersebut nantinya menjadi satu-satunya yang berada di dalam kampus di Indonesia yang berdampingan dengan tempat ibadah agama lain.

"Saya kira UNS satu-satunya kampus dengan tempat ibadah terlengkap. Rata-rata di setiap kampus ada masjid. Tetapi lebih dari masjid masih jarang. Bahkan kalau selengkap ini mungkin satu-satunya," ungkapnya.

photo
Gedung kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Klenteng tersebut nantinya berukuran 10x10 meter persegi. Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan klenteng sebesar Rp 700 juta. Saat ini, baru tersedia sekitar 60 persen. Anggaran tersebut berasal dari bantuan komunitas Tionghoa di Solo. Klenteng tersebut juga dibuka untuk umum, tidak terbatas hanya citivas akademika UNS.

"Target kami sebelum bulan Maret sudah jadi. Karena tidak terlalu besar. Tapi ornamen agak rumit sehingga akan memakan waktu. Sebelum 11 Maret sudah bisa dikunjungi," harapnya.

Tokoh Tionghoa di Solo, Sumartono Hadinoto, mengatakan kelengkapan satu tempat ibadah betul-betul terwujud di UNS. UNS sebagai universitas Benteng Pancasila punya tanggung jawab besar untuk Indonesia," ucap Sumartono.

Sementara itu, Ketua Harian Matakin Pusat, Jousheng Budi Sunarto, memberikan apresiasi atas pembangunan klenteng di UNS. "Meski umat kami sangat minor di kampus ini. Namun UNS memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk beribadah di tempat ibadahnya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement