Kamis 10 Jan 2019 18:58 WIB

Baru Dua Politeknik yang Berkolaborasi dengan Industri

Dari total 199 Politeknik yang berada di bawah Kemenristekdikti baru dua politeknik

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong agar politeknik di Indonesia mampu berkolaborasi dengan industri. Mengingat, dari total 199 Politeknik yang berada di bawah Kemenristekdikti baru dua politeknik yang sudah berkolaborasi secara masif dengan industri.

Menristekdikti Mohammad Nasir memaparkan, dua politeknik yang sudah bekerja sama dengan industri yakni Politeknik Negeri Batam dengan aircraft mantainance dan Politeknik Negeri Madiun yang bekerja sama dengan PT INKA.

“Saya dorong politeknik untuk bekerja sama dengan industri terdekat. Karena baru ada dua politeknik yang sudah bekerja sama dengan industri dengan baik,” kata Nasir melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (10/1).

Melalui kolaborasi dengan industri, Nasir optimistis mampu meningkatkan kompetensi lulusan politeknik. Karena politeknik-politeknik di negara maju seperti Jerman pun, terus masif melakukan kolaborasi dengan industri.

"Ini kalau terwujud, bayangan saya adalah, inilah politeknik seperti yang ada di Jerman, Swiss, maupun negara-negara maju lainnya. Kalau ini berhasil, jadi embrio bagi politeknik lain," ungkap Nasir.

Sementara itu, Nasir juga menyatakan bahwa saat ini Kemenristekdikti tengah fokus dalam melakukan Revitalisasi Politeknik. Mulai dari revitalisasi kurikulum, penguatan kapasitas dan kapabilitas dosen hingga kompetensi mahasiswa. Kurikulum politeknik dirancang dengan skema 3-2-1, 3 semester di kampus, 2 semester di industri, 1 semester di kampus/industri untuk menyelesaikan tugas akhir.

"Diharapkan dengan skema ini akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi," ujar Nasir.

Untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen politeknik, Kemenristekdikti telah menyiapkan Program Beasiswa Retooling Kompetensi Vokasi Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi. Melalui program ini, Kemenristekdikti memberikan bantuan pembiayaan bagi dosen politeknik untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi baik dalam maupun luar negeri.

Menristekdikti juga berpesan agar setiap mahasiswa lulusan politeknik agar memiliki sertifikat kompetensi. "Harapan saya, semua lulusan politeknik memiliki sertifikat kompetensi, ke depan dunia kerja tidak hanya akan melihat ijazah saja, namun lebih mengutamakan kompetensi apa yang dimiliki," kata Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement